Baru 15 Tahun, Devon Kei Enzo Jadi Mahasiswa Tahun Kedua Universitas Peringkat Satu Australia

KOMPAS.com - Di usia 15 tahun, ketika sebagian besar remaja sebaya masih menjalani masa sekolah menengah pertama (SMP), Devon Kei Enzo telah menapaki jenjang perguruan tinggi.

Devon kini tercatat sebagai mahasiswa tahun kedua di University of Melbourne, universitas yang menduduki peringkat teratas di Australia dan ke-19 di dunia menurut lembaga pemeringkatan QS World Rankings.

Pencapaian ini kembali mengukuhkan rekam jejak akademis Devon yang luar biasa, di mana ia mampu melompati tiga tahun masa pendidikan. Devon dijadwalkan lulus dari salah satu perguruan tinggi Australia ini pada tahun 2027.

Sebelum memilih University of Melbourne, Devon juga mendapatkan tawaran menempuh pendidikan tinggi di University of Sydney, melalui program prestisius Dalyell Scholars untuk mahasiswa berprestasi tinggi.

Namun setelah melalui pertimbangan matang, Devon memantapkan hati memilih University of Melbourne sebagai tempatnya menimba ilmu dengan bidang minat International Business and Commercial Law.

Tanpa mengurangi kecintaan pada matematika yang telah ditekuni selama ini, Devon yang telah meminati bidang hukum dan niaga memiliki semangat untuk mengaplikasikan pengetahuan akademisnya pada kompleksitas dunia nyata nantinya.

“Saya sangat bersyukur atas kesempatan ini, dan berterima kasih kepada semua orang yang telah mendukung saya selama perjalanan ini," ungkap Devon.

"Impian saya adalah menggunakan pendidikan bukan hanya untuk personal growth, tetapi juga sebagai jembatan untuk memberi dampak dan membuktikan bagaimana ilmu dapat membentuk masa depan yang lebih baik,” lanjutnya.

Tidak hanya dikenal sebagai anggota Mensa Australia dan Mensa Indonesia, Devon dengan IQ lebih tinggi dari Top 0,1 persen dunia, memiliki empati dan insiatif sosial untuk turut membangun pendidikan Indonesia.

Bersama kakaknya, Mischka Aoki, Devon aktif menggerakkan program sosial "Sejuta Impian". Program ini sudah berjalan lebih dari empat tahun. Dimana mereka menjangkau sekolah-sekolah di berbagai daerah di Indonesia dengan membawa motivasi bagi para remaja dalam pelatihan public speaking, matematika dan sains.

Program ini merupakan bentuk komitmen mereka untuk memberikan kembali kepada masyarakat dan menginspirasi lebih banyak anak muda Indonesia untuk berprestasi.

“Bagi kami, pendidikan tidak hanya tentang pencapaian pribadi, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa berbagi dengan orang lain. Melalui program seperti Sejuta Impian, kami berharap langkah kecil kami bisa menyalakan semangat bagi teman-teman untuk belajar, berkarya, dan memberi kontribusi yang baik untuk Indonesia"

Selain itu, Devon memang dikenal sebagi sosok multi talenta di antaranya pembicara publik termuda di acara-acara global dan juga telah menerbitkan dua buku inspiratif.

Meski saat ini Devon menempuh pendidikan di luar negeri, Indonesia akan selalu menjadi bagian dari identitasnya, dan sumber semangat.

“Saya akan selalu membawa Indonesia di hati saya, dan berharap perjalanan ini mengingatkan teman-teman di tanah air to believe in their goal dan terus melangkah maju tanpa henti..” ungkap Devon.

Baca juga: Beasiswa Cahaya Prestasi 2025, Syarat Mudah dan Tanpa Nilai Minimal

Harapannya, generasi muda Indonesia tak pernah menyerah meraih impian, supaya nantinya bisa berbagi ilmu dan membawa dampak yang positif bagi sekitarnya.

Devon menambahkan, “Jangan pernah takut untuk bermimpi tinggi, karena mimpi itulah yang akan menuntun langkah kita. Jika kita saling mendukung dan berjuang bersama, saya yakin generasi kita bisa membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.”