TANAH DATAR, KOMPAS.com - Kue neraka rasa surga telah lama disematkan pada bika talago, kuliner khas Minang tepatnya Koto Baru, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.
Di tepi Jalan Raya Padang-Bukittinggi ini, sebuah warung bika yang berdiri sejak 1990-an, sering kali menjadi incaran wisatawan lokal maupun asing .
Sama seperti kuliner khas Minangkabau lain yang identik dengan penggunaan kelapa, bika talago juga demikian.
Baca juga: 9 Makanan Enak Versi Thom Haye, Ada Pisang Goreng dan Bika Ambon
Kue neraka rasa surga telah lama disematkan pada bika talago, camilan khas Koto Baru, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat."Adonan bika dibuat dari tepung beras ditambah kelapa parut," kata pemilik generasi kedua Bika Talago, Hengki, saat ditemui Kompas.com dalam rangkaian Familiarization Trip Kementerian Pariwisata RI bersama Travel Agent Malaysia ke Sumatera Barat, Senin (27/10/2025).
Tepung beras sebagai bahan utama, dicampur dengan kelapa parut, air kelapa, dan gula pasir.
Satu varian bika talago lain yang berwarna kecoklatan, juga dibuat dengan bahan serupa, tetapi penggunaan gula pasir diganti dengan gula aren. Bahan bikanya pun ditambahkan dengan pisang yang sudah dihaluskan.
Baca juga: Panduan dan Cara Pergi Ke Rumah Makan Ganto Minang Pak Jho
Kue neraka rasa surga telah lama disematkan pada bika talago, camilan khas Koto Baru, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.Enam kuali masak tempo dulu disiapkan di atas tungku-tungku dapur. Bagian bawah dan atas kuali ditutup dengan kayu bakar dan api menyala.
Penggunaan api atas dan bawah ini menjadi alasan bika talago disebut-sebut sebagai kue neraka oleh wisatawan asing.
"Pelancong asing kayak dari Malaysia, bilang bika ini kue neraka karena dimasak dengan api atas dan bawah. Itu cuma istilah saja," ujar Hengki.
Baca juga: 6 Cara Panggang Bika Ambon Bersarang Bagus, Gunakan Cetakan yang Tepat
Penggunaan api atas dan bawah ini menjadi alasan bika talago disebut-sebut sebagai kue neraka oleh wisatawan asing.Selanjutnya, satu sendok adonan bika diletakkan ke dalam alas daun pisang. Satu pot kuali bisa diisi dengan sembilan sendok adonan bika.
Kuali untuk membuat biskuit koto baru ini kemudian ditutup dengan kuali berisi kayu bakar dan api menyala.
"Dibiarkan saja dimasak sekitar enam sampai tujuh menit. Dibolak-balik sampai matang," kata Hengki.
Begitu matang, bika talago cepat-cepat disajikan selagi hangat di atas piring dengan alas selembar daun pisang.
Baca juga: Mengenal 3 Jenis Sate Khas Minang, Tidak Hanya Sate Padang
Tempat makan bika talago berada persis di belakang dapur pembuatan bika, tepatnya di pinggir telaga.
Dalam bahasa Minang, telaga dikenal dengan sebutan talago. Itu sebabnya nama penganan ini disebut sebagai bika talago.
Tekstur luar bika talago cukup kering, mengingat proses masak menggunakan api atas dan bawah yang cukup besar. Begitu dibelah, bagian dalam bika ini terasa lembut dan gurih untuk varian original.
Tekstur luar bika talago cukup kering, mengingat proses masak menggunakan api atas dan bawah yang cukup besar. Begitu dibelah, bagian dalam bika ini terasa lembut dan gurih untuk varian original.Adapun varian bika talago rasa pisang, aroma pisangnya cukup mendominasi, begitu pula dengan cita rasanya. Bukan manis gula yang terasa, melainkan manis alami dari pisang.
Bila tertarik mencoba, silakan mampir ke Bika Talago di Jalan Raya Padang-Bukittinggi Km 10, Nagari Koto Baru, Kecamatan Sepuluh Koto, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.
Satu bika talago dijual Rp 4.000. Warung Bika Talago buka setiap hari pukul 07.00-19.00 WIB.
Baca juga: 5 Rekomendasi Makanan di Rumah Makan Ganto Minang Pak Jho, Ada Rendang
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang