KOMPAS.com - Anggur dikenal sebagai buah praktis yang sering menjadi stok wajib di lemari es. Rasanya manis, segar, dan cocok disantap langsung, dicampur dalam salad buah, atau dijadikan camilan sehat kapan saja.
Namun di balik tampilannya yang bersih dan menggoda, anggur ternyata bisa menyimpan residu pestisida dan kotoran yang tidak terlihat oleh mata.
Menurut Environmental Working Group (EWG), anggur termasuk dalam daftar Dirty Dozen—daftar tahunan yang memuat 12 jenis buah dan sayur dengan tingkat kontaminasi pestisida tertinggi.
Pada 2025, anggur menempati posisi keempat setelah stroberi, bayam, dan kale dalam tingkat kontaminasi pestisida.
Baca juga: Cara Menyimpan Buah Anggur Agar Tak Mudah Busuk dan Tetap Segar
Penggunaan pestisida memang membantu melindungi tanaman dari hama, tetapi sisa bahan kimia ini tidak ideal untuk dikonsumsi manusia.
Membeli produk organik bisa mengurangi risiko tersebut, namun harganya yang lebih tinggi membuat banyak orang tetap memilih anggur non-organik.
Karena itu, mencuci anggur dengan benar menjadi langkah penting untuk mengurangi paparan pestisida, sekaligus menghilangkan debu, kotoran, dan bakteri dari proses distribusi.
Kesalahan umum yang sering dilakukan adalah mencuci seluruh isi kemasan anggur sekaligus setelah dibeli.
Padahal, cara ini justru dapat membuat buah cepat busuk karena kelembapan berlebih. Sebaiknya, cuci anggur hanya ketika akan dikonsumsi agar kesegarannya bertahan lebih lama.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menanggapi isu tentang anggur shine muscat di Thailand yang punya kandungan pestisida melebihi batas aman. Baca juga: Bentuknya Mirip Anggur, Benarkah Buah Parijoto Meningkatkan Kesuburan dan Bikin Cepat Hamil?
Anggur beku bisa bertahan hingga satu tahun dan cocok dijadikan camilan dingin sehat.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang