TANAH DATAR, KOMPAS.com - Minangkabau bukan hanya lauk pauk yang beragam, melainkan juga punya tradisi makan yang dikenal dengan nilai budayanya yang mendalam.
Tradisi makan khas Minangkabau ini bernama bajamba. Secara harafiah, bajamba berarti makan dengan menggunakan pinggan besar secara bersama-sama dalam sebuah ruangan yang sudah ditentukan.
"Makan bajamba biasa disiapkan di talam, lalu ditutup tudung saji. Satu talam ini untuk empat orang. Ada yang duduk di arah utara, timur, barat, dan selatan untuk makan bersama," jelas pemandu wisata di Istana Basa Pagaruyung, Ira.
Aneka lauk pauk berupa sayur, ikan bakar, gulai ayam, rendang, hingga irisan mentimun, disajikan di atas piring kecil terpisah.
Baca juga: Sarapan ala Minang di Padang, Coba Seporsi Katupek Gulai Tunjang
Kemudian, lauk pauk tersebut ditata rapi di atas nampan atau talam, sebelum ditutup dengan tutup saji beralas kain dalamak.
Saat ini, bajamba hanya ditemui dalam upacara adat khusus, seperti pernikahan maupun peringatan hari besar agama Islam.
Orang yang menikmati bajamba harus tahu betul aturan makan secara adat Minangkabau.
Ira menjelaskan, laki-laki mesti duduk bersila (baselo) dan perempuan duduk bersimpuh (basimpuah) selama makan bajamba berlangsung.
Baca juga: Resep Sambal Ijo Padang, Ini Tips Agar Warna Tetap Hijau dan Tidak Mudah Basi
Contoh tetua dalam makan bajamba, tradisi makan khas Minangkabau di Rumah Makan Sawah Laman Pincuran 7, dalam rangkaian Familiarization Trip Kementerian Pariwisata RI bersama Travel Agent Malaysia ke Sumatera Barat, Selasa (28/10/2025).Selanjutnya, terlepas dari gender peserta bajamba, tidak boleh ada yang menyentuh makanan terlebih dulu sebelum orang tertua menikmati makanannya.
"Yang duluan menikmati makan bajamba itu yang paling tua usianya atau paling tinggi jabatannya," kata Ira ketika ditemui Kompas.com dalam rangkaian Familiarization Trip Kementerian Pariwisata RI bersama Travel Agent Malaysia ke Sumatera Barat, Selasa (28/10/2025).
Mulai dari mencuci tangan hingga memasukkan makanan ke dalam mulut, semua peserta harus menunggu sang tetua melakukannya terlebih dulu.
Nasi dan lauk pauk harus diambil, lalu dibulatkan sebelum dimasukkan ke dalam mulut.
Baca juga: Apa Itu Nasi Kapau? Ini Perbedaannya dengan Nasi Padang
"Cara makannya agak dilempar, tidak boleh langsung masuk ke mulut karena dikhawatirkan terkena air ludah, tidak higienis," jelas Ira.
Hal yang sama berlaku juga saat menyudahi makanan. Selama tetua belum mencuci tangan dan mengakhiri kegiatan makannya, peserta tidak boleh mendahului.
"Jadi mulai makannya bersama-sama, selesainya juga mesti bersama-sama," sambung dia.
Selama bajamba berlangsung, peserta hanya boleh menikmati lauk-pauk yang ada di hadapannya atau sesuai arah duduk.
Tak perlu khawatir kekurangan opsi lauk sebab pilihan makanannya sudah diatur sama rata dari meja satu dengan meja lainnya.
Baca juga: Rahasia Perkedel ala Rumah Makan Padang, Enak dan Tidak Berminyak
Makan bajamba, tradisi makan khas Minangkabau di Rumah Makan Sawah Laman Pincuran 7, dalam rangkaian Familiarization Trip Kementerian Pariwisata RI bersama Travel Agent Malaysia ke Sumatera Barat, Selasa (28/10/2025).Salah satu tempat mencoba pengalaman makan bajamba di Rumah Makan Sawah Laman Pincuran 7, Kecamatan Lima Kaum, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.
Meski bukan keturunan suku Minangkabau, pengunjung bisa mencoba pengalaman makan bajamba di dalam rumah gadang milik Haji Djamilish tersebut.
Peserta bajamba wajib melakukan reservasi dengan minimum jumlah 20 orang. Biayanya dipatok mulai Rp 100.000 per orang untuk lauk lengkap.
"Jumlah lauknya tergantung pesanan peserta. Biasanya setiap peserta dapat dua jenis protein, ada yang ikan dan ayam," kata Haji Djamilish di Rumah Makan Sawah Laman Pincuran 7 pada hari yang sama.
Baca juga: Resep Telur Dadar Padang Tebal, Gurih, dan Antikempis
Saat mencoba bajamba untuk pertama kalinya, saya terkagum dengan prosesi adat yang dilakukan tetua desa ini.
Para tetua melontarkan pantun bergantian menggunakan bahasa Minang. Lewat pantun ini, seorang perwakilan peserta berpantun seraya meminta izin untuk menikmati makan bajamba.
Begitu izin diberikan, dua orang peserta diajak menjadi wakil tetua, layaknya acara makan Bajamba pada umumnya.
Kedua orang tersebut duduk di singgasana dan berperan seperti tetua. Para peserta harus mengikuti kapan sang tetua mulai maupun berhenti makan.
Baca juga: Cara Masak Perkedel Enak dan Tidak Berminyak ala Rumah Makan Padang
Aneka lauk pauk untuk makan bajamba, tradisi makan khas Minangkabau di Rumah Makan Sawah Laman Pincuran 7, dalam rangkaian Familiarization Trip Kementerian Pariwisata RI bersama Travel Agent Malaysia ke Sumatera Barat, Selasa (28/10/2025).Usai proses adat yang cukup memakan waktu, lauk-pauk khas Minangkabau ini berhasil memuaskan rasa lapar.
Cita rasa dendengnya gurih bercampur sedikit pedas saat menikmatinya dengan irisan cabai hijau. Adapun ikan bakarnya sama sekali tidak terasa amis, justru gurih berkat tambahan sambal merah yang menyelimuti lauk ini.
Selagi tetua belum menyelesaikan santapannya, saya mencoba lepet khas Minang, camilan mirip bugis yang juga disajikan dalam bajamba.
Penganan dari tepung ketan dan parutan kelapa muda ini terasa gurih dan manis. Saking nikmatnya, tak cukup hanya menghabiskan satu bungkus lepet sambil menunggu bajamba selesai.
Baca juga: Resep Ayam Bakar ala Rumah Makan Padang, Oles Bumbu 2 Kali
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang