KOMPAS.com - Paus Fransiskus pada Jumat (13/9/2024) mengkritik calon Presiden AS dari Partai Republik Donald Trump dan Partai Demokrat Kamala Harris.
Menurut Paus, rencana Trump untuk mendeportasi jutaan imigran Haiti dari Kota Ohio, serta rencana Harris atas sikapnya yang mendukung hak aborsi, keduanya termasuk kejahatan.
Hal itu dikatakan Paus Fransiskus dalam penerbangannya saat kembali ke Vatikan dari Singapura.
Baca juga: Jika Terpilih, Trump Janji Bakal Deportasi Imigran Haiti dari Ohio
Sri Paus mengatakan bahwa tidak menyambut imigran adalah dosa "berat", dan menyamakan aborsi dengan "pembunuhan".
Karena itu, ia mengatakan kepada umat Katolik yang ada di AS harus memilih kejahatan yang lebih ringan ketika mereka memberikan suara pada November, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Sebagaimana diberitakan Reuters pada Sabtu (14/9/2024), Paus Fransiskus berbicara dalam konferensi pers dengan wartawan setelah tur 12 hari yang melelahkan di Asia Tenggara dan Oseania.
Meskipun Paus tidak menggunakan nama Trump dan Harris, ia secara khusus merujuk pada kebijakan dan jenis kelamin mereka. Meskipun mengkritik kedua kandidat, ia mengatakan umat Katolik harus memberikan suara.
"Tidak memberikan suara itu buruk. Itu tidak baik. Anda harus memberikan suara," terang Paus.
"Anda harus memilih yang lebih baik. Siapa yang lebih baik? Wanita itu, atau pria itu? Saya tidak tahu. Setiap orang, dalam hati nurani, harus berpikir dan melakukan yang terbaik," jelas Sri Paus.
Ia juga mengungkapkan bahwa umat Katolik Amerika, yang jumlahnya sekitar 52 juta di seluruh negeri, sering dianggap sebagai pemilih yang penting.
Baca juga: [POPULER GLOBAL] Solusi China Akhiri Perang Ukraina-Gaza | Uranium di Korut
Pada hari Jumat, Fransiskus mengatakan kebijakan kedua kandidat melawan kehidupan. Baik itu orang yang mengusir migran, atau orang yang membunuh anak-anak.
"Keduanya menentang kehidupan," kata Paus.
Trump telah berjanji untuk menindak tegas imigrasi ilegal dan mendeportasi jutaan imigran yang sudah berada di AS jika terpilih untuk masa jabatan kedua sebagai presiden.
Ia juga menolak untuk mengesampingkan pembangunan kamp penahanan bagi imigran tidak berdokumen.
Sementara Harris telah berjanji untuk menandatangani undang-undang apa pun yang disahkan oleh Kongres untuk memulihkan perlindungan nasional bagi akses aborsi, yang dibatalkan oleh Mahkamah Agung dalam keputusan Dobbs tahun 2022.
Paus menyebut imigrasi sebagai hak, mengutip bagian-bagian Alkitab yang menyebut anak yatim, janda, dan orang asing sebagai tiga jenis orang yang harus diperhatikan oleh masyarakat.
"Tidak menyambut para migran adalah dosa. Itu serius," kata Paus.
Sementara itu, aborsi adalah membunuh manusia. Ia mengatakan tidak ada alasan untuk aborsi.
Baca juga: Mulai Tahun Depan, Usia Pensiun di China Jadi Segini
"Itu adalah pembunuhan. Tentang hal-hal ini kita harus berbicara dengan jelas. Tidak ada 'tetapi' atau 'bagaimanapun'," tegas Paus Fransiskus.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini