Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buron 10 Hari, Pelaku Penembakan Jalan Raya Kentucky Ditemukan Tak Bernyawa

Kompas.com - 19/09/2024, 11:11 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

LONDON, KOMPAS.com - Polisi Amerika Serikat (AS) pada Rabu (18/9/2024) menemukan jasad yang diyakini adalah Joseph Couch, pelaku penembakan di jalan raya Negara Bagian Kentucky yang melukai lima orang.

Pria berusia 32 tahun itu buron selama sepuluh hari. Puluhan polisi mencarinya dengan helikopter, drone, dan anjing pelacak di daerah hutan pedesaan.

Sebanyak dua polisi negara bagian dan dua warga sipil menemukan jasad tak dikenal di semak belukar dekat pintu keluar jalan raya 49, ujar Komisaris Polisi Negara Bagian Kentucky Phillip Burnett Jr kepada wartawan, dikutip dari kantor berita AFP.

Baca juga: Orang-orang di Jalan Raya Kentucky AS Ditembaki, Pelaku Masih Buron

Polisi menargetkan daerah itu setelah melihat burung nasar pemakan bangkai terbang.

Burnet menambahkan, barang-barang yang terkait dengan jasad tersebut membantu mereka menyimpulkan bahwa itu benar Couch.

"Ini masih penyelidikan aktif," lanjutnya, tetapi menambahkan bahwa penegak hukum sangat yakin pencarian Couch telah berakhir.

Couch melancarkan aksinya pada 7 September 2024 dengan menembaki mobil-mobil yang melaju di jalan raya I-75. Tembakannya mengenai 12 kendaraan, melukai lima orang, kemudian ia kabur.

Sebelumnya pada hari itu, mantan tentara cadangan AS tersebut membeli senapan serbu secara legal, bersama sekitar 1.000 butir amunisi di kota kecil London.

Otoritas setempat kemudian menawarkan imbalan 5.000 dollar AS (Rp 77,36 juta) bagi siapa pun yang memiliki informasi tentang keberadaan Couch.

Baca juga: Sudah 3 Hari, Pelaku Penembakan di Jalan Raya Kentucky AS Masih Buron

"Aku akan membunuh banyak orang. Yah, setidaknya mencobanya," kata Couch dalam pesan teks sebelum insiden.

Couch juga mengungkapkan rencana bunuh diri setelah penembakan, menurut dokumen pengadilan yang dikutip media lokal.

Kekerasan dengan senjata api marak terjadi di AS, negara dengan jumlah senjata api lebih banyak daripada penduduknya.

Survei menunjukkan bahwa warga "Negeri Paman Sam" mendukung pembatasan senjata lebih ketat, tetapi upaya mewujudkannya selalu terhalang perlawanan politik yang keras.

Baca juga: Dua Bayi Terbang dalam Bak Mandi Tertiup Tornado Kentucky Ditemukan Selamat

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau