BANGKOK, KOMPAS.com - Thailand menyatakan kekecewaannya terhadap kembalinya perang di Gaza. Pasalnya, warganya masih disandera di Gaza.
Diketahui, Israel pada Selasa (18/3/2025) memulai serangan baru di wilayah Gaza yang sudah hancur akibat perang.
Bahkan pasukan Israel kembali membuyarkan ketenangan warga Gaza sejak gencatan senjata 19 Januari dimulai.
Baca juga: 91 Tewas Saat Israel Lanjutkan Serangan Udara dan Darat di Gaza
Serangan itu, yang sejauh ini paling mematikan sejak gencatan senjata berlaku pada Januari, telah menewaskan lebih dari 500 orang, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas.
"Thailand sangat prihatin dan kecewa dengan kembalinya perang di Jalur Gaza," kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Thailand yang dirilis pada Jumat, dikutip dari kantor berita AFP.
Negara Asia Tenggara itu mendesak semua pihak untuk menahan diri sepenuhnya, menghentikan permusuhan dan melanjutkan negosiasi untuk melaksanakan gencatan senjata dan perjanjian pembebasan sandera.
Bangkok menyerukan pembebasan sandera yang tersisa di Gaza, termasuk satu warga negara Thailand dan pemulangan jenazah dua warga negara Thailand.
Ketika Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023, 31 warga Thailand diculik, dengan 23 orang dibebaskan pada akhir tahun itu dan dua orang dipastikan tewas pada Mei.
Baca juga: Israel Ancam Ambil Paksa Gaza Jika Hamas Tak Serahkan Sandera
Lima warga Thailand yang diculik kembali ke rumah pada Februari setelah dibebaskan sebagai bagian dari gencatan senjata Januari. Satu warga negara Thailand diyakini masih hidup di Gaza.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini