Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Akhiri 2 Hari Simulasi Serang Taiwan

Kompas.com - 03/04/2025, 08:28 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

BEIJING, KOMPAS.com — Militer China pada Rabu (2/4/2025) malam menyatakan, telah menyelesaikan latihan tembak langsung selama dua hari yang menargetkan pelabuhan-pelabuhan utama dan infrastruktur energi di sekitar Taiwan.

Latihan ini digelar di tengah ketegangan yang terus meningkat antara Beijing dan Taipei, serta kecaman dari Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya.

Manuver berjudul "Strait Thunder-2025A" tersebut dilakukan mulai Selasa (1/4/2025) hingga Rabu (2/4/2025), mencakup kawasan tengah dan selatan Selat Taiwan serta Laut China Timur.

Baca juga: China Gelar Latihan Militer di Selat Taiwan, Ketegangan Kian Memanas

Latihan ini disusun sebagai respons terhadap pernyataan Presiden Taiwan Lai Ching-te, yang bulan lalu menyebut China sebagai “kekuatan asing yang bermusuhan”.

Juru bicara Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), Kolonel Shi Yi, mengatakan bahwa seluruh misi dalam latihan berhasil diselesaikan.

“Komando Teater Timur telah menyelesaikan semua tugas yang ditetapkan dari latihan gabungan yang dilaksanakan dari tanggal 1 hingga 2 April,” ujar Shi dalam pernyataan resmi, dikutip dari kantor berita AFP.

Ia menambahkan, latihan pada Rabu bertujuan menguji kemampuan blokade, kendali wilayah, hingga serangan presisi terhadap target-target penting. Beberapa di antaranya mencakup target simulasi pelabuhan utama dan fasilitas energi.

Pemerintah Taiwan mengecam keras latihan tersebut, menyebutnya sebagai bentuk provokasi. Sementara itu, Amerika Serikat menyebut langkah Beijing taktik intimidasi.

Departemen Luar Negeri AS menilai retorika dan aktivitas militer China terhadap Taiwan hanya akan memperburuk ketegangan.

“Tindakan agresif seperti ini membahayakan stabilitas kawasan dan merugikan kemakmuran global,” demikian pernyataan Pemerintah AS.

Pemerintah Inggris turut menyatakan keprihatinannya. Kantor Luar Negeri Inggris menyebut latihan tersebut sebagai bagian dari pola yang berisiko menimbulkan eskalasi berbahaya di kawasan Selat Taiwan.

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China memperingatkan bahwa hukuman tidak akan berhenti jika para pemimpin Taiwan terus mendorong kemerdekaan dari Beijing.

Baca juga: China, Korsel, dan Jepang Sepakat Perkuat Perdagangan Bebas di Tengah Ancaman Tarif Trump

Unjuk kekuatan dan ancaman lanjutan

Selama latihan berlangsung, wartawan AFP melaporkan keberadaan jet tempur yang bermanuver di atas Pulau Pingtan, wilayah daratan China terdekat dengan Taiwan.

Di lokasi yang sama, kapal induk Shandong juga dilaporkan terlibat dalam simulasi blokade terhadap pulau yang diperintah secara demokratis itu.

Latihan ini berlangsung sehari setelah China mengerahkan kekuatan gabungan—darat, laut, udara, dan rudal—untuk mengepung Taiwan. Sebagai respons, militer Taipei mengaktifkan pasukan udaranya dan mengerahkan kapal patroli di sekitar wilayah perairan mereka.

Mayor Jenderal Meng Xiangqing, profesor dari Universitas Pertahanan Nasional PLA, memperingatkan bahwa latihan serupa dapat berlanjut.

“Selama separatis kemerdekaan Taiwan berani melewati batas, PLA pasti akan bertindak,” tegas Meng dalam wawancara dengan televisi Pemerintah China, CCTV.

Taiwan, yang berpenduduk sekitar 23 juta jiwa, menjadi salah satu titik panas dalam hubungan antara China dan Amerika Serikat, yang merupakan sekutu utama keamanan Taipei.

Beijing menganggap pulau tersebut sebagai provinsi yang membangkang dan bertekad untuk menyatukannya kembali, jika perlu dengan kekuatan militer.

Baca juga: Geopolitik ASEAN Hadapi Dominasi AS dengan Aliansi China-Teluk

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau