GAZA, KOMPAS.com – Seorang dokter Palestina, Hamdi al-Najjar, meninggal dunia akibat luka serius yang dideritanya dalam serangan udara Israel di Khan Younis, Jalur Gaza, pada 23 Mei 2025. Dalam serangan yang sama, sembilan dari sepuluh anaknya turut tewas.
Hamdi sempat mendapat perawatan intensif akibat cedera otak dan luka internal. Namun, nyawanya tak tertolong dan ia meninggal dunia pada Sabtu (31/5/2025).
Saat serangan terjadi, Hamdi baru saja kembali ke rumah usai mengantar istrinya, dr. Alaa al-Najjar, ke Rumah Sakit Nasser, tempat keduanya bekerja sebagai tenaga medis.
Baca juga: Macron: AS-Eropa Terancam Kehilangan Kredibilitas jika Gagal Hentikan Perang di Gaza dan Ukraina
Dari seluruh anggota keluarga, hanya Alaa dan putra mereka yang berusia 11 tahun, Adam, yang selamat. Namun, Adam masih menjalani perawatan di rumah sakit akibat luka berat.
Militer Israel (IDF) menyatakan, insiden tersebut sedang dalam proses penyelidikan. Dalam pernyataan resminya, IDF mengaku menyerang sejumlah tersangka yang berada di sebuah gedung dekat pasukan mereka di Khan Younis, wilayah yang menurut IDF telah dievakuasi dari warga sipil sebelumnya.
"Kerugian yang dialami oleh individu yang tidak terlibat sedang ditinjau," tulis pernyataan tersebut.
Sejumlah tenaga medis asing yang bertugas di Rumah Sakit Nasser turut mengungkapkan kesaksian mereka.
Dokter asal Bulgaria, Milena Angelova-Chee, mengatakan kepada BBC bahwa Hamdi mengalami cedera parah pada otak, paru-paru, lengan kanan, dan ginjalnya akibat serangan itu.
Sementara itu, Graeme Groom, dokter bedah asal Inggris yang menangani Adam, menggambarkan kondisi bocah tersebut sebagai sangat mengkhawatirkan.
"Lengan kirinya hampir putus, tubuhnya dipenuhi luka akibat pecahan, dan terdapat beberapa sayatan cukup dalam," ujar Groom.
"Ia anak dari dua dokter, seharusnya termasuk kelompok yang relatif terlindungi di Gaza. Namun, ketika kami membawanya ke meja operasi, ia tampak jauh lebih kecil dari usianya yang 11 tahun," tambahnya.
Melihat kondisi Adam yang memprihatinkan, pamannya, dr. Ali al-Najjar, mengajukan permohonan kepada surat kabar Italia La Repubblica. Ia menyampaikan bahwa fasilitas medis di Rumah Sakit Nasser tidak cukup memadai untuk menangani kondisi Adam.
Baca juga: Dihadapan Macron, PM Singapura: Tindakan Israel di Gaza Sudah Keterlaluan
"Ia harus segera dibawa ke rumah sakit sungguhan di luar Jalur Gaza. Saya mohon kepada pemerintah Italia untuk membantu menyelamatkannya," kata Ali dalam wawancaranya.
Menanggapi permohonan tersebut, Pemerintah Italia pada Kamis menyatakan kesediaannya untuk memindahkan Adam ke negaranya guna mendapat perawatan lanjutan.
"Kami tengah mengkaji kemungkinan pemindahan anak yang terluka parah tersebut ke Italia," ujar Kementerian Luar Negeri Italia dalam pernyataan tertulis.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini