GAZA CITY, KOMPAS.com - Tentara Israel membunuh sedikitnya 67 warga Gaza yang sedang mengantre bantuan makanan dan tepung dari badan pangan PBB World Food Programme (WFP) di Gaza utara
Laporan tersebut disampaikan Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas pada Minggu (20/7/2025), sebagaimana dilansir BBC.
Sementara itu, WFP melaporkan bahwa 25 truknya bertemu kerumunan besar warga sipil yang kelaparan, namun mereka ditembaki.
Baca juga: 67 Warga Gaza Tewas Saat Menunggu Bantuan, Paus Leo dan Trump Kecam Serangan
Kejadian tersebut terjadi tak lama setelah truk-truk itu melintasi perbatasan Israel dan melewati pos pemeriksaan.
Di satu sisi badan pertahanan sipil Gaza mengatakan bahwa tembakan Israel telah menewaskan total 93 orang dan melukai puluhan lainnya di seluruh Gaza pada Minggu.
Sebanyak 80 orang tewas di Gaza utara, sembilan orang ditembak mati di dekat titik bantuan di Rafah, dan empat lainnya di dekat titik bantuan di Khan Younis.
Di sisi lain, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan bahwa mereka memang melepaskan tembakan peringatan guna menghilangkan ancaman langsung.
Akan tetapi, IDF membantah jumlah kematian yang dilaporkan.
Baca juga: Warga Gaza Dipaksa Evakuasi Lagi, Israel Klaim Bakal Serang Wilayah yang Belum Pernah Dijamah
Pada Sabtu (19/7/2025), Kementerian Kesehatan Gaza memperingatkan bahwa kelaparan ekstrem meningkat di wilayah kantong tersebut.
Selain itu, semakin banyak orang yang tiba di fasilitas kesehatan dalam kondisi kelelahan dan keletihan ekstrem.
"Kami memperingatkan bahwa ratusan orang berisiko segera meninggal karena kelaparan," kata Kementerian Kesehatan Gaza.
PBB juga mengatakan warga sipil di Gaza kelaparan dan menyerukan bantuan mendesak berupa barang-barang penting.
Baca juga: Israel Minta AS Bujuk Indonesia, Libya, dan Ethiopia Tampung Warga Gaza
Pada hari Minggu, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan telah mencatat 18 kematian akibat kelaparan selama 24 jam terakhir.
Banyak korban dari Gaza utara dibawa ke rumah sakit (RS) Al-Shifa di Gaza City. Direktur Al-Shifa Hassan Al-Shaer mengatakan kepada BBC Arabic pada Minggu bahwa RS telah kewalahan.
Di luar RS, seorang perempuan mengatakan kepada BBC Arabic bahwa seluruh penduduk sekarat.
"Anak-anak sekarat karena kelaparan karena mereka tidak punya apa-apa untuk dimakan. Orang-orang bertahan hidup dengan air dan garam, hanya air dan garam," katanya.
Baca juga: Paus Leo XIV Turun Tangan, Telepon PM Israel soal Serangan ke Gereja Gaza
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini