GAZA, KOMPAS.com - Sedikitnya 115 warga Palestina dilaporkan tewas di seluruh Jalur Gaza pada Minggu (20/7/2025), di tengah pengepungan Israel yang semakin memperburuk krisis kemanusiaan di wilayah itu.
Dari jumlah tersebut, 92 orang ditembak mati ketika berusaha mendapatkan bantuan makanan di perlintasan Zikim di utara Gaza serta di titik distribusi bantuan di Rafah dan Khan Younis di selatan.
Otoritas kesehatan di Gaza menyebutkan, dalam sehari terakhir saja, 19 orang meninggal akibat kelaparan.
Baca juga: Dulu Siswi Berprestasi di Gaza Bercita-cita Jadi Dokter, Kini Sarah Hanya Ingin Bertahan Hidup
Menurut sumber medis, setidaknya 79 warga Palestina ditembak pasukan Israel di Zikim. Mereka berkumpul berharap mendapatkan tepung dari konvoi bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Di Rafah, sembilan orang tewas di dekat titik bantuan, sementara empat lainnya meninggal di lokasi serupa di Khan Younis, berdasarkan laporan Pertahanan Sipil Palestina.
Rizeq Betaar, salah satu penyintas serangan di Zikim, menuturkan kesaksiannya ketika membantu membawa seorang korban muda ke rumah sakit.
“Kami melihat pemuda ini tergeletak di tanah. Kami yang membawanya dengan sepeda. Kami berusaha membantunya. Tapi tidak ada apa-apa. Tidak ada ambulans, tidak ada makanan, tidak ada kehidupan, tidak ada cara untuk bertahan hidup lagi. Kami hampir tidak bisa bertahan,” ujar Betaar.
Penyintas lain, Osama Marouf, juga bercerita saat mengevakuasi seorang pria tua yang terluka.
“Kami membawa pria tua ini dari Zikim. Dia pergi hanya untuk mengambil tepung. Saya mencoba menyelamatkannya dengan sepeda, saya bahkan tidak menginginkan tepung lagi. Dia seperti ayah saya, pria tua ini. Semoga Tuhan memberi saya kekuatan untuk berbuat baik. Dan semoga kesulitan ini tidak berlangsung lebih lama lagi,” katanya.
Baca juga: 67 Warga Gaza Tewas Saat Menunggu Bantuan, Paus Leo dan Trump Kecam Serangan
Militer Israel mengakui pihaknya melepaskan tembakan, tetapi menyebutnya sebagai tembakan peringatan untuk menghalau ancaman terhadap pasukan di Gaza utara. Meski begitu, tidak ada bukti atau rincian soal ancaman tersebut yang disampaikan.
Sementara itu, Program Pangan Dunia (WFP) PBB membantah klaim Israel. Dalam pernyataannya, WFP menegaskan para korban hanyalah warga sipil yang mencoba mengakses makanan untuk menyelamatkan diri dan keluarga dari kelaparan.
WFP mengungkapkan, penembakan terjadi sesaat setelah konvoi 25 truk bantuan melintasi perlintasan Zikim.
“Tak lama setelah melewati pos pemeriksaan terakhir, konvoi tersebut bertemu kerumunan besar warga sipil yang dengan cemas menunggu akses ke pasokan makanan yang sangat dibutuhkan. Saat konvoi mendekat, kerumunan itu diserang tank-tank Israel, penembak jitu, dan tembakan lainnya,” demikian pernyataan WFP.
WFP juga menyoroti bahwa kekerasan terjadi meski ada jaminan dari Israel terkait perbaikan kondisi operasional lembaga-lembaga kemanusiaan di Gaza, termasuk janji bahwa pasukan bersenjata tidak akan hadir atau terlibat di sepanjang rute konvoi.
Baca juga: Warga Gaza Dipaksa Evakuasi Lagi, Israel Klaim Bakal Serang Wilayah yang Belum Pernah Dijamah
Kementerian Kesehatan Gaza memperingatkan bahwa krisis kelaparan semakin mengancam, dengan setidaknya 19 warga meninggal karena kelaparan hanya dalam sehari. Ratusan lainnya yang mengalami malnutrisi parah disebut berisiko meninggal mendadak.