SEOUL, KOMPAS.com - Hee-kyung tertawa kecil saat memasuki "minimarket penuh kasih sayang" yang baru di Seoul.
Usianya masih 29 tahun. Namun, ia turut memanfaatkan layanan terbaru ibu kota Korea Selatan untuk mengusir kesepian.
Hee-kyung pun menjadi satu-satunya anak muda yang memakai jasa tersebut mengingat sebagian besar pelanggannya berusia 40-50 tahun, sebagaimana yang dilansir dari BBC Indonesia pada Sabtu (23/8/2025).
Baca juga: Banyak Warga Seoul Mati Kesepian, Pemkot Siapkan Program Senilai Rp 5 Triliun
Hee-kyung tiap hari berkunjung ke minimarket tersebut. Ia menghabiskan berjam-jam untuk sekedar ngobrol dengan pengunjung lain sembari menyantap mie instan gratis.
"Saya tidak punya tempat lain untuk pergi jika bukan karena (toko ini)," ucap Hee-kyung.
Sohn (68) juga mengunjungi toko tersebut sekali seminggu untuk menonton film dan lepas sejenak dari rumahnya yang sempit.
"(Toko-toko ini) seharusnya sudah ada sebelum saya lahir. Rasanya menyenangkan menghabiskan dua hingga tiga jam di sini," katanya.
Minimarket ini diluncurkan beriringan dengan kampanye "Seoul Without Loneliness" pada akhir 2024.
Tujuannya, menjadi wadah bagi mereka yang kesepian dan merasa tidak diterima di berbagai tempat, kata pengelola toko.
Baca juga: Kiska Paus Orca Paling Kesepian di Dunia Mati, Dulu Temannya Free Willy
Sebuah studi 2022, mengungkap sekitar 130.000 orang muda dengan rentang usia 19-39 tahun di Seoul mengalami isolasi sosial atau mengurung diri.
Studi yang sama juga menemukan, proporsi rumah tangga beranggotakan satu orang di Seoul telah mencapai hampir 40 persen.
Hal ini membuat pemerintah khawatir mengingat mereka berupaya membalikkan tren angka kelahiran dan pernikahan yang menurun tajam.
Ketika BBC berkunjung di sebuah toko serba ada di Distrik Dongdaemun, belasan pengunjung yang terdiri dari laki-laki dan perempuan dari berbagai umur tengah duduk di bangku atau bersandar di beanbag. Mereka menonton film bersama.
Lokasi Dongdaemun dipilih karena dekat dengan perumahan berpendapatan rendah dan penduduk tinggal sendirian di apartemen kecil.
"Kami mengadakan hari film untuk mendorong ikatan sosial yang lebih erat," bisik Kim Se-heon, manajer Divisi Penanggulangan Kesepian Kota.
Selain mereka yang sedang bersiap menonton film, seorang perempuan tua menutup matanya sambil menikmati kursi pijat otomatis yang berbunyi mendengung di salah satu sudut. Di sisi lain, terdapat tumpukan mie instan.
Baca juga: Pengawas Temukan Iklan Tawarkan Kesempatan Bertemu Wanita Ukraina Kesepian
"Ramen adalah simbol kenyamanan dan kehangatan di Korea Selatan," jelas Kim.
Sambil menunggu mie matang, pengunjung diminta mengisi survei singkat tentang suasana hati dan kondisi hidup mereka.
Tiap hari, toko ini menerima sekitar 70 hingga 80 pengunjung. Ini hanyalah sebagian kecil dari jumlah orang yang semakin banyak mengalami isolasi sosial yang ingin dijangkau oleh kota.
Tidak hanya yang berada di Dongdaemun, toko "penuh kasih sayang" lain juga selalu menawarkan suasana hangat dan nyaman seperti kafe.
Toko-toko ini didirikan khusus untuk menyambut mereka yang tidak diterima di tempat lain, jelas Manajer Toko Lee Bo-hyun.
Toko-toko tersebut tidak hanya menyediakan ruang dan film, tapi juga pendingin udara selama bulan-bulan panas terik bagi warga berpenghasilan rendah dan tidak mampu membeli AC di rumah.
Tempat ini juga dimaksudkan sebagai ruang bagi orang-orang yang kesepian agar mereka bisa menghindari stigma dan leluasa meminta bantuan.
Pilihan nama "minimarket" adalah upaya untuk menjauhkan mereka dari klinik kejiwaan.