TOKYO, KOMPAS.com - Jepang menjadi salah satu negara paling maju di dunia. Tak hanya dikenal dengan teknologinya, jepang juga masih melestarikan budayanya.
Tak heran jika negara ini selalu menarik untuk dikunjungi, dijelajahi bahkan banyak orang yang ingin belajar di negeri Sakura tersebut.
Bagi yang ingin mengenal lebih jauh tentang negara ini, maka bisa menilik lebih dalam sejarah Jepang yang juga dijuluki sebagai negeri samurai.
Baca juga: Restoran Jepang Unik, Pengunjung Membayar untuk Ditampar Pelayan Berkimono Sebelum Makan
Dilansir dari lembaga pendidikan bagi masyarakat di Asia, Asia Society Education, berikut ini perjalanan waktu mengenai sejarah Jepang yang dimulai pada zaman prasejarah hingga era Kamakura. Namun, ada banyak tanggal yang merupakan perkiraan.
Pada zaman Jomon menjadi periode prasejarah organisasi suku atau klan. Para pemburu dan pengumpul Zaman Batu yang membuat tembikar jomon (bermotif tali) mendiami Jepang.
Sekitar 660 SM Mitologi Jimmu ("Prajurit Ilahi"), keturunan dewi matahari Amaterasu Omikami, telah mendirikan kekaisaran.
Dulu pada zaman Yayoi, menanam padi, mengerjakan logam, dan roda tembikar diperkenalkan dari China dan Korea. Era ini dinamai "Yayoi" sesuai dengan nama tempat di Tokyo di mana tembikar yang diputar dengan roda ditemukan.
Dalam Shinto, agama tertua di Jepang, orang-orang mengidentifikasi "Kami" (kekuatan ilahi) di alam dan kebajikan manusia seperti kesetiaan dan kebijaksanaan.
Sedang pada tahun 100-300, klan-klan lokal membentuk unit-unit politik dalam skala kecil.
Baca juga: Jepang Mulai Putaran Ketiga Buang Limbah PLTN Fukushima ke Laut
Di era tersebut, negara bersatu dimulai dengan munculnya penguasa klan yang kuat. Jepang juga mulai menjalin hubungan dekat dengan daratan di Asia.
Para penguasa klan yang meninggal dimakamkan di kofun (gundukan makam besar), dikelilingi oleh Haniwa (patung tanah liat).
Penguasa klan Yamato, yang mengklaim sebagai keturunan Amaterasu Omikami, memulai dinasti kekaisaran yang terus menduduki takhta sampai sekarang.
Selain itu, Jepang juga mengadopsi aksara Tionghoa. Shotoku Taishi (574-622) mulai membentuk masyarakat dan pemerintahan Jepang dengan mengikuti pola China.
Dia mengupayakan sentralisasi pemerintahan dan birokrasi yang berprestasi. Dia juga menyerukan penghormatan kepada agama Buddha dan kebajikan Konfusianisme.
Di tahun tersebut muncul gelombang besar reformasi (Taika no Kaishin) yang tujuannya untuk memperkuat kekuasaan kaisar.