Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wajah Trump Muncul di "Gunung Rushmore" bareng Xi-Putin-Kim Jong Un

Kompas.com - 21/10/2025, 16:41 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

BANGKOK, KOMPAS.com - Replika Gunung Rushmore dengan wajah empat pemimpin dunia saat ini menarik perhatian pengunjung di Seacon Square, salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Bangkok, Thailand, pada akhir September 2025.

Berbeda dari gunung aslinya di Amerika Serikat, replika ini tidak menampilkan sosok presiden AS terdahulu seperti George Washington dan Abraham Lincoln.

Sebagai gantinya, wajah Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden China Xi Jinping, Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un, dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump diukir di "gunung" yang menjulang di atas kios perlengkapan berkemah dan dinding panjat buatan.

Baca juga: Trump soal Wajahnya Dipahat di Mount Rushmore: Sepertinya Ide Bagus

Pameran bertema geopolitik ini sontak menarik perhatian para pengunjung yang berfoto dan menyeruput matcha latte sambil berswafoto di depannya.

Seacon Square memang dikenal kerap mengadakan pameran-pameran yang mirip fenomena asli di dunia.

Tahun-tahun sebelumnya, mal ini pernah menampilkan “Tembok Besar China” hingga “Bahtera Nuh” lengkap dengan binatang asli.

Namun, tahun ini menjadi kali pertama mal tersebut menampilkan tema yang bernuansa politik.

“Ini seperti pernyataan kuat, semuanya bersama-sama,” ujar James Kumar, pengunjung asal Australia berusia 32 tahun, saat ditemui AFP pada 25 September.

Menurut pernyataan resmi dari pengelola mal, pameran ini tidak bertujuan menyampaikan pesan tunggal, melainkan dirancang untuk memancing diskusi publik.

Baca juga: Wajah Trump Diusulkan Dipahat di Gunung Rushmore, Bisakah Terlaksana?

Menuai pro dan kontra

Andrew Davis, warga negara AS yang disebut pasangannya sebagai pendukung Trump, menganggap pameran tersebut menggelitik.

“Saya pikir Trump akan sangat menyukai ini. Dia pernah bercanda soal menambahkan wajahnya di Gunung Rushmore yang asli,” ujarnya, dikutip dari The Straits Times.

Meski demikian, Davis menilai pameran seperti ini akan menimbulkan kontroversi besar jika dilakukan di AS. “Negara ini sudah terlalu terpecah secara politik,” imbuhnya.

Sementara itu, pengunjung asal China juga menyampaikan bahwa ia bisa melihat sisi humor dari pameran ini, meskipun konotasinya cukup politis.

Beberapa pengunjung lain memilih tidak disebutkan namanya karena menganggap tema pameran ini sensitif.

“Sebagai orang Amerika, saya sedih untuk mengatakan bahwa ini pameran yang akurat. Saya minta maaf kepada dunia bahwa ini sekarang menjadi citra kami,” ujar salah satu pengunjung asal "Negeri Paman Sam".

Halaman:

Terkini Lainnya
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Global
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Global
Gencatan Senjata Dilanggar, Warga Palestina Tewas dan Hamas Serahkan 3 Jenazah
Gencatan Senjata Dilanggar, Warga Palestina Tewas dan Hamas Serahkan 3 Jenazah
Global
Tuduh Rusia dan China Diam-diam Uji Coba Nuklir, Trump Pengin AS Ikutan
Tuduh Rusia dan China Diam-diam Uji Coba Nuklir, Trump Pengin AS Ikutan
Global
Ketika Andrew Bukan Lagi Pangeran, Sirna Sudah Semua Kemewahan...
Ketika Andrew Bukan Lagi Pangeran, Sirna Sudah Semua Kemewahan...
Global
36.000 Warga Sudan Mengungsi Jalan Kaki 70 Km, El Fasher Diteror Kekejaman RSF
36.000 Warga Sudan Mengungsi Jalan Kaki 70 Km, El Fasher Diteror Kekejaman RSF
Global
Sebelumnya Mustahil, Padi Bisa Tumbuh di Inggris karena Perubahan Iklim
Sebelumnya Mustahil, Padi Bisa Tumbuh di Inggris karena Perubahan Iklim
Global
Perampok Museum Louvre Ternyata Penjahat Kelas Teri, Ada Sepasang Kekasih
Perampok Museum Louvre Ternyata Penjahat Kelas Teri, Ada Sepasang Kekasih
Global
Gempa Afghanistan Tewaskan 4 Orang, Puluhan Lainnya Terluka
Gempa Afghanistan Tewaskan 4 Orang, Puluhan Lainnya Terluka
Global
Australia-Turkiye Rebutan Tuan Rumah COP31, Albanese Sampai Surati Erdogan
Australia-Turkiye Rebutan Tuan Rumah COP31, Albanese Sampai Surati Erdogan
Global
Trump Tegaskan Belum Akan Kirim Rudal Tomahawk ke Ukraina, Ini Alasannya
Trump Tegaskan Belum Akan Kirim Rudal Tomahawk ke Ukraina, Ini Alasannya
Global
Ibu Negara Perancis Stres Sering Di-bully Mirip Pria, Hidupnya Tertekan
Ibu Negara Perancis Stres Sering Di-bully Mirip Pria, Hidupnya Tertekan
Global
Apa yang Terjadi di El-Fasher Sudan, Mengapa Ada Pembantaian di Negara Kaya Emas?
Apa yang Terjadi di El-Fasher Sudan, Mengapa Ada Pembantaian di Negara Kaya Emas?
Global
Israel Abaikan Gencatan Senjata, Akan Serang Hizbullah Besar-besaran
Israel Abaikan Gencatan Senjata, Akan Serang Hizbullah Besar-besaran
Global
Diusir dari Kediaman Megah ke Pengasingan, Pangeran Andrew Juga Tak Diterima Warlok
Diusir dari Kediaman Megah ke Pengasingan, Pangeran Andrew Juga Tak Diterima Warlok
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau