JAKARTA, KOMPAS.com - Peristiwa kecelakaan jatuhnya pesawat Jeju Air 2216 di Korea Selatan meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban yang ditinggalkan, termasuk anjing peliharaan mereka.
Salah satunya, anjing bernama Pudding, yang menjadi "yatim piatu" setelah keluarganya meninggal dalam kecelakaan pesawat Jeju Air.
Baca juga: Tanda, Penyebab, dan Cara Mengatasi Anjing yang Agresif
Pudding merupakan anjing peliharaan seorang pria berusia 79 tahun yang diidentifikasi sebagai A, korban tertua dalam kecelakaan pesawat Jeju di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, pada 29 Desember 2024.
A meninggal dunia bersama sembilan anggota keluarganya, termasuk istri, anak perempuan, menantu, dan cucu perempuannya berusia enam tahun, dalam perjalanan pulang dari Bangkok, Thailand.
A mengunjungi Thailand dalam perjalanan pertamanya ke luar negeri untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-79 tahun bersama keluarganya.
Seluruh anggota keluarga A tewas, hanya satu suami dari anak perempuannya yang tersisa, yang tidak dapat ikut dalam perjalanan, juga harus menghadapi kehilangan istri dan ketiga anaknya.
Baca juga: 5 Ras Anjing Bertelinga Panjang, Unik dan Menggemaskan
Dilansir dari Korea Times, anjing Pudding terlihat berkeliaran di antara rumah keluarganya dan pusat desa, mengamati mobil dan bus seolah menunggu kedatangan keluarga manusianya, serta menatap penuh kerinduan di jalan menuju rumah tersebut.
Kejadian ini pun membuat penduduk setempat merasa prihatin dengan kedukaan Pudding. Mereka mencoba menghibur anjing kecil berbulu putih tersebut serta memberi makan
Dikutip dari Daily Mail, seorang pria, tetangga A, mengatakan kepada Chosun TV mencoba mengajak Pudding ke rumahnya, tapi anjing itu selalu setia kembali ke rumah pemiliknya.
Baca juga: 9 Tanaman Hias yang Aman untuk Anjing Peliharaan
Melihat kisah menyedihkan itu, kelompok hak asasi hewan di Korea Selatan, Care, menyelamatkan Pudding pada 1 Januari 2025 setelah kehilangan keluarganya dalam kecelakaan pesawat Jeju Air.
“Kami memutuskan tidak aman bagi Pudding berkeliaran di desa tanpa pengasuh. Setelah menghubungi keluarga yang berduka di pemakaman, kami memutuskan umelindungi Pudding sampai ada penjaga yang cocok," ucap Care dalam akun media sosial resminya.
Care menggambarkan pertemuan mereka dengan Pudding. Care menemukan Pudding sedang duduk tenang di luar balai desa. "Ketika kami mendekat, ia berlari ke arah kami dengan penuh semangat, seolah-olah masih menunggu keluarganya.”
Baca juga: 6 Ras Anjing Berbulu Tebal yang Tahan Cuaca Dingin
Pudding kemudian dibawa ke Seoul dan dirawat di rumah sakit hewan. “Meski tampak sedikit gelisah selama perjalanan dengan mobil, anjing itu tetap tenang dan lembut,” jelas Care.
Saat ini, Pudding tengah menjalani pemeriksaan kesehatan karena muntahannya mengandung makanan berbahaya, seperti bawang dan tulang ayam.
Organisasi ini berencana memastikan anjing Pudding mendapatkan perawatan yang layak sampai menemukan rumah baru untuknya.
"Kami berkomitmen memastikan Pudding menerima perawatan dan kasih sayang yang layak,” imbuh organisasi Care.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini