Masih Punya Utang Puasa Ramadhan, Bolehkah Ikut Puasa Arafah? Ini Penjelasannya

KOMPAS.com – Puasa Arafah merupakan salah satu amalan sunah yang sangat dianjurkan bagi umat Islam. Ibadah ini dilakukan setiap tanggal 9 Dzulhijah dalam kalender Hijriah.

Pada tahun 2025, puasa Arafah jatuh pada Kamis, 5 Juni.

Meskipun bersifat sunah, puasa Arafah memiliki keutamaan besar, salah satunya adalah penghapus dosa.

Namun, timbul pertanyaan: apakah seseorang yang masih memiliki utang puasa Ramadhan boleh ikut menjalankan puasa Arafah?

Penjelasan Ulama: Boleh atau Tidak?

Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), Miftahul Huda, menjelaskan bahwa dalam Islam, waktu pelaksanaan ibadah terbagi menjadi dua jenis: muwassa’ dan mudhayyaqah.

Muwassa’ adalah jenis ibadah dengan waktu pelaksanaan yang longgar, seperti salat lima waktu yang bisa dilakukan pada rentang waktu tertentu. Sementara itu, mudhayyaqah adalah ibadah yang hanya bisa dilakukan dalam waktu yang sangat terbatas.

Baca juga: Besok Puasa Tarwiyah atau Arafah? Cek Jadwal Puasa 9 Dzulhijjah 2025

"Puasa Arafah waktunya hanya satu hari saja, yaitu pada 9 Zulhijah. Tidak bisa dimajukan atau diundur, sehingga masuk kategori ibadah mudhayyaqah," ujar Miftah saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (15/6/2024).

Lantas bagaimana jika seseorang ingin berpuasa di hari Arafah, tetapi masih memiliki tanggungan puasa Ramadhan yang belum diganti?

Ada Dua Pilihan

Menurut Miftah, ada dua opsi yang bisa diambil:

1. Mendahulukan Puasa Arafah dan Menunaikan Qada Ramadhan di Hari Lain

Seseorang boleh menjalankan puasa Arafah terlebih dahulu, kemudian mengganti puasa Ramadhan di waktu lain.

Baca juga: Jadwal Puasa Tarwiyah 4 Juni 2025 dan Puasa Arafah 5 Juni: Ini Niat dan Keutamannya

Mengqada puasa Ramadhan merupakan kewajiban yang bisa ditunaikan di luar bulan Ramadhan, selama belum datang Ramadhan berikutnya.

"Dia (Muslim) bisa berniat untuk puasa Arafah dan melakukan qada puasa Ramadhan di hari yang lain," kata Miftah.

Karena puasa Arafah hanya bisa dilakukan pada satu hari tertentu, sementara qada Ramadhan dapat ditunaikan kapan saja sebelum Ramadhan berikutnya, maka pilihan ini dibolehkan.

2. Menggabungkan Niat Qada Ramadhan dan Puasa Arafah