Raup Pre-sales Rp 466 Miliar, PANI Optimistis Hadapi Pemulihan Pasar

KOMPAS.com - PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (kode emiten: PANI) mencatatkan pre-sales atau pra-penjualan sebesar Rp 466 miliar pada kuartal I 2025. Angka ini setara dengan 9 persen dari target tahunan sebesar Rp 5,3 triliun.

PANI pun optimistis dapat kembali ke jalur pertumbuhan. Hal ini didukung oleh fondasi keuangan yang solid, lokasi land bank yang prima, serta strategi bisnis yang responsif.

Ditambah lagi, stabilitas ekonomi domestik dan global semakin membaik. Kondisi ini diperkirakan mendukung pemulihan pasar properti dalam beberapa kuartal mendatang.

Tak hanya itu, optimisme juga didukung dengan kehadiran Jalan Tol Kataraja yang segera beroperasi. Jalan tol ini akan memperkuat konektivitas kawasan Pantai Indah Kapuk 2 (PIK 2).

Baca juga: PIK2 Bangun Harapan Warga lewat Hunian Layak di Teluknaga

Dengan demikian, akses dari PIK 2 ke Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) serta Bandara Internasional Soekarno-Hatta atau sebaliknya menjadi lebih mudah.

Saat ini, PANI juga tengah mengembangkan fasilitas meetings, incentives, conferences, and exhibitions (MICE) yang ditargetkan mulai beroperasi sebagian pada Oktober 2025. 

Keberadaan tol serta fasilitas MICE baru tersebut bakal memperluas potensi PIK 2 sebagai pusat bisnis dan investasi baru bertajuk "The New Jakarta City".

PANI sendiri berkomitmen terhadap strategi jangka panjang yang adaptif dan berbasis inovasi, meski terdapat tekanan jangka pendek.

Baca juga: Agung Sedayu Gelar Pameran Properti dan Kejar Progres Tol PIK2

“(Kami) memahami, 2025 dibuka dengan tantangan berat. Namun, PANI percaya pada potensi jangka panjang sektor properti Indonesia. Portofolio kami tetap kuat, didukung lokasi strategis, dan desain produk yang relevan dengan kebutuhan,” ujar Presiden Direktur PANI Sugianto Kusuma dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Jumat (2/5/2025). 

Sebagai informasi, sepanjang 2021–2024, PANI mencatat pertumbuhan pre-sales dengan CAGR sebesar 51 persen. Bahkan, perusahaan mencetak rekor Rp 6 triliun pada 2024.