KOMPAS.com – Indonesia kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah internasional.
Tiga proyek arsitektur inovatif dari Tanah Air berhasil masuk dalam daftar 19 proyek shortlisted untuk Aga Khan Award for Architecture (AKAA) 2025.
Ketiga karya ini akan bersaing memperebutkan hadiah total sebesar 1 juta dolar AS, salah satu penghargaan arsitektur terbesar di dunia.
Baca juga: Ratusan Mahasiswa UI Belajar Arsitektur Langsung di Perumahan Bintaro
Aga Khan Award for Architecture, yang didirikan pada tahun 1977 oleh mendiang Yang Mulia Pangeran Karim Aga Khan IV, bertujuan mengidentifikasi dan mendorong konsep bangunan yang berhasil menjawab kebutuhan serta aspirasi komunitas yang memiliki populasi Muslim signifikan.
Sejak diluncurkan 48 tahun lalu, 128 proyek telah menerima penghargaan ini dari hampir 10.000 proyek yang didokumentasikan.
Proses seleksi AKAA menekankan pada arsitektur yang tidak hanya memenuhi kebutuhan fisik, sosial, dan ekonomi, tetapi juga merangsang dan merespons aspirasi budaya masyarakat.
1. The Arc at Green School, Bali
Karya IBUKU (Elora Hardy)
Struktur ini merupakan pusat komunitas dan kesehatan baru yang dibangun di atas fondasi gimnasium sementara.
Baca juga: Sejarah dan Arsitektur Kapel Sistina, Lokasi Konklaf Pemilihan Paus Baru
"The Arc" adalah hasil dari 15 tahun eksperimen bambu di Green School Bali, yang menggabungkan teknik tinggi dengan keahlian pengrajin lokal secara presisi.
2. Islamic Centre Nurul Yaqin Mosque, Palu, Sulawesi Tengah
Karya Dave Orlando dan Fandy Gunawan
Masjid ini dibangun di atas situs masjid sebelumnya yang hancur akibat tsunami pada 2018.
Pusat Islam yang baru ini berfungsi sebagai ruang berkumpul dan beribadah.
Desainnya terbuka terhadap lanskap dan dikelilingi oleh kolam dangkal yang dapat dikeringkan untuk menampampung lebih banyak jemaah.