Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masjid Nurul Yaqin: Bangkit dari Bencana, Berpeluang Raih Penghargaan Dunia

Kompas.com - 12/07/2025, 22:21 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

KOMPAS.com – Tragedi gempa bumi dan tsunami yang melanda Kota Palu, Sulawesi Tengah, pada tahun 2018 meninggalkan duka mendalam dan kehancuran luas, termasuk menelan Masjid Nurul Yaqin yang menjadi kebanggaan.

Namun, dari puing-puing kehancuran itu, lahirlah sebuah simbol kebangkitan dan ketahanan komunitas: Islamic Centre Nurul Yaqin Mosque.

Baca juga: Tiga Karya Indonesia Masuk Nominasi Aga Khan Award for Architecture

Masjid baru ini, yang selesai dibangun pada tahun 2022, tidak hanya menggantikan apa yang hilang, tetapi juga menciptakan ruang baru yang mewakili semangat juang kota ini.

Kini, kebangkitan arsitektur ini mendapat pengakuan global. Islamic Centre Nurul Yaqin Mosque telah masuk dalam daftar 19 proyek terpilih (shortlisted) untuk Aga Khan Award for Architecture (AKAA) 2025 Cycle, salah satu penghargaan arsitektur paling bergengsi di dunia dengan total hadiah 1 juta dolar AS.

Penempatan massa bangunan, alur spasialnya, serta integrasi lanskap asli dengan penggunaan badan air pada Masjid Nurul Yaquin Palu, secara kuat menghadirkan referensi pada karya-karya arsitektur Islam yang ikonik. Desain ini menunjukkan bagaimana elemen-elemen tersebut, ketika disatukan, dapat menciptakan sebuah mahakarya yang tidak hanya fungsional tetapi juga kaya akan makna budaya dan sejarah Islam.

Aga Khan Trust for Culture/Andreas Perbowo Widityawan Penempatan massa bangunan, alur spasialnya, serta integrasi lanskap asli dengan penggunaan badan air pada Masjid Nurul Yaquin Palu, secara kuat menghadirkan referensi pada karya-karya arsitektur Islam yang ikonik. Desain ini menunjukkan bagaimana elemen-elemen tersebut, ketika disatukan, dapat menciptakan sebuah mahakarya yang tidak hanya fungsional tetapi juga kaya akan makna budaya dan sejarah Islam.
Dirancang oleh arsitek Dave Orlando dan Fandy Gunawan dari Jakarta, masjid ini berdiri megah di lokasi masjid lama yang hancur.

Konsep utamanya adalah menciptakan ruang bagi komunitas untuk beribadah dan berkumpul, sekaligus harmonis dengan alam.

Baca juga: Sabet Penghargaan Bergengsi Aga Khan Award 2022, Ini Daya Tarik Bandara Internasional Banyuwangi

Masjid ini terdiri dari dua bangunan utama yang mencakup aula salat serta ruang utilitas untuk pengunjung dan imam.

Salah satu fitur paling menonjol adalah area komunal terbuka di luar yang menjadi tempat relaksasi atau penyelenggaraan acara komunitas.

Sebuah kolam air dangkal yang mengelilingi masjid memberikan kesan "mengambang", menyoroti pentingnya hidup selaras dengan alam.

Fitur-fitur air yang mengelilingi struktur bangunan masjid ini menjadi inti dari desain lanskapnya. Dengan warna biru yang berkilauan, fitur air ini seolah-olah melebur sempurna ke dalam pemandangan laut yang terhampar luas di baliknya. Aga Khan Trust for Culture/Andreas Perbowo Widityawan Fitur-fitur air yang mengelilingi struktur bangunan masjid ini menjadi inti dari desain lanskapnya. Dengan warna biru yang berkilauan, fitur air ini seolah-olah melebur sempurna ke dalam pemandangan laut yang terhampar luas di baliknya.
Uniknya, kolam ini dapat dikeringkan dan dimanfaatkan sebagai ruang salat tambahan saat masjid mencapai kapasitas penuh.

Secara material, masjid ini didominasi oleh beton dan bata, dengan lantai teraso berwarna biru yang menawan.

Baca juga: Bandara Internasional Banyuwangi Sabet Penghargaan Aga Khan Award 2022

Ornamennya sengaja dibuat sederhana, menekankan ventilasi alami dan perawatan minimal, mencerminkan pendekatan desain yang fungsional dan berkelanjutan.

Aula salat dengan desain barrel-vaulted memberikan sentuhan modern pada bentuk kubah masjid tradisional.

Apresiasi Inovasi dan Relevansi Komunitas

Aga Khan Award for Architecture, yang didirikan oleh mendiang Pangeran Karim Aga Khan IV pada tahun 1977, bertujuan mengidentifikasi dan mendorong konsep bangunan yang berhasil menjawab kebutuhan dan aspirasi komunitas dengan kehadiran Muslim yang signifikan.

 

Tinggi bukaan masjid disesuaikan dengan gerakan ritual para jemaah dan keterlibatan fisik mereka dengan ruang.Aga Khan Trust for Culture/Andreas Perbowo Widityawan Tinggi bukaan masjid disesuaikan dengan gerakan ritual para jemaah dan keterlibatan fisik mereka dengan ruang.
Sejak diluncurkan 48 tahun lalu, 128 proyek telah menerima penghargaan ini dan hampir 10.000 proyek bangunan telah didokumentasikan.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau