KOMPAS.com - Sebuah langkah bersejarah terjadi di sektor keuangan berkelanjutan Indonesia.
PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau SMI dan WWF-Indonesia resmi menandatangani nota kesepahaman untuk mengintegrasikan aspek alam ke dalam praktik keberlanjutan dan tata kelola bisnis, Jumat (15/8/2025).
Kolaborasi ini tidak hanya strategis, tetapi juga menempatkan SMI sebagai lembaga pembiayaan pertama di Indonesia yang akan menerapkan kerangka pelaporan global Taskforce on Nature-related Financial Disclosures (TNFD).
Baca juga: SMI-Perancis Perkuat Aliansi Transformasi Hijau Senilai Rp 3,9 Triliun
Direktur Utama SMI, Reynaldi Hermansjah, menuturkan kesepakatan ini didasarkan pada fakta bahwa aktivitas ekonomi sangat bergantung pada alam.
Laporan World Economic Forum menyebut lebih dari 50 persen Produk Domestik Bruto (PDB) global, setara 44 triliun dolar AS, bergantung pada jasa ekosistem.
Oleh karena itu, degradasi alam menjadi ancaman serius bagi stabilitas bisnis dan investasi.
"Sebagai Development Finance Institution, SMI menyadari adanya ketergantungan dan dampak dari aktivitas kami terhadap alam," ujar Reynaldo.
Baca juga: Menteri Iklim Inggris Puji Komitmen SMI Kembangkan Energi Hijau
Menurutnya, kolaborasi ini juga penting untuk membantu kami lebih baik memahami, merencanakan, dan mengimplementasikan praktik bisnis yang berkontribusi positif terhadap alam.
Kerja sama ini disaksikan langsung oleh Kepala Direktorat Keuangan Berkelanjutan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Joko Siswanto, yang menegaskan relevansi langkah ini dalam ekosistem keuangan nasional.
Sebagai bagian dari kerja sama ini, SMI akan menjadi lembaga pembiayaan pertama yang melakukan piloting TNFD di Indonesia.
TNFD adalah kerangka pelaporan global yang mendorong perusahaan untuk mengidentifikasi dan mengungkapkan ketergantungan serta dampak mereka terhadap alam.
Langkah ini menunjukkan komitmen kuat SMI untuk menjadi pelopor penerapan standar pelaporan terkait alam di sektor pembiayaan pembangunan.
Baca juga: SMI Rogoh Rp 735,7 Miliar, Dukung Pendidikan, Kesehatan, dan Air Minum
CEO WWF-Indonesia, Aditya Bayunanda, menyambut baik inisiatif ini. Ia berharap melalui piloting TNFD, dampak pembangunan infrastruktur terhadap biodiversitas dapat dimitigasi.
Hal ini juga diharapkan dapat mendorong adopsi TNFD yang lebih luas di Indonesia, khususnya di sektor keuangan.
Sementara itu, Kepala Direktorat Keuangan Berkelanjutan OJK, Joko Siswanto, menambahkan bahwa inisiatif ini sangat baik untuk menguji kesiapan industri keuangan di lapangan.