JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum Rakyat (PU) tengah melaksanakan Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Provinsi Sumatera Selatan.
Secara keseluruhan, pada tahap pertama tahun 2025, program P3TGAI di OKI dilaksanakan oleh 59 P3A di empat kecamatan.
Artinya, di 29 desa dengan target pembangunan saluran irigasi tersier sepanjang 6.098 meter untuk mengairi 8.254 hektar lahan pertanian.
Menurut Menteri PU Dody Hanggodo, pelaksanaan P3TGAI merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui pemberdayaan petani dan pembangunan infrastruktur irigasi yang berkelanjutan.
Baca juga: Kemen PU Ubah Paradigma Irigasi dari Proyek Baru ke Kedaulatan Pangan
“Melalui program padat karya ini, kita tidak hanya membangun infrastruktur yang memperkuat ketahanan pangan, tetapi juga membuka lapangan kerja, menumbuhkan ekonomi lokal, dan memperkuat kemandirian petani dalam mengelola sumber daya air,” terang dia dikutip dari rilis, Minggu (2/11/2025).
Pelaksanaan program ini melibatkan langsung masyarakat setempat, terutama petani, mulai dari pengusulan, pelaksanaan, hingga pengelolaan.
Dengan skema padat karya tunai (PKT), program ini tidak hanya bertujuan meningkatkan produktivitas pertanian, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi langsung berupa peningkatan pendapatan rumah tangga para petani melalui pemberian upah harian atau mingguan.
Staf Ahli Menteri PU Bidang Sosial Budaya dan Peran Masyarakat K.M. Arsyad yang meninjau langsung pelaksanaan P3TGAI di Desa Cahya Maju, Kecamatan Lempuing, Kabupaten OKI juga menegaskan, pelibatan masyarakat menjadi faktor utama dalam keberhasilan program ini.
Melalui pelibatan aktif masyarakat dalam setiap tahapan kegiatan, program P3TGAI di Sumatera Selatan diharapkan tidak hanya meningkatkan fungsi irigasi, tetapi juga memperkuat gotong royong dan kemandirian desa.
“Tujuan kami memastikan masyarakat benar-benar terlibat sejak awal, bukan sekadar penerima manfaat," ungkap dia.
"Dari hasil kunjungan, terbukti bahwa kelompok masyarakat sudah berperan aktif melalui musyawarah desa dan pelaksanaan langsung di lapangan. Ini menunjukkan bahwa pembangunan di sini benar-benar dari, oleh, dan untuk masyarakat,” lanjutnya.
Baca juga: Infrastruktur Air Era Prabowo, Irigasi Harus Sampai ke Sawah Petani
Salah satu petani di Desa Cahya Maju sekaligus Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Joko Tingkir, Hanifah (43 tahun), mengungkapkan pembangunan saluran irigasi melalui program P3TGAI telah memberikan manfaat yang nyata bagi desanya dimana indeks pertanaman (IP) yang sebelumnya hanya 100 sekarang bisa meningkat jadi 200 bahkan 300.
“Dengan adanya saluran irigasi ini, lahan sawah kelompok kami seluas sekitar 35 hektar kini bisa terairi dengan baik. Dari hanya bertanam sekali setahun, sekarang kami bisa menanam dua sampai tiga kali setahun. Ini jelas meningkatkan hasil panen dan kesejahteraan petani,” ujarnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang