JAKARTA, KOMPAS.com - Waduk Kedungombo di perbatasan antara tiga kabupaten di Jawa Tengah, yaitu Grobogan, Sragen dan Boyolali, diprediksi mampu memasok kebutuhan air pada musim tanam 1 (MT I) yang bakal dimulai pada September 2025.
Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum (PU), stok air di Waduk Kedungombo saat ini sekitar 472,39 juta meter kubik atau berada di elevasi 87,67 meter di atas permukaan laut (Mdpl).
Baca juga: Apa Bedanya Bendungan, Waduk, Bendung, dan Embung?
Waduk Kedungombo memiliki manfaat untuk menyuplai air irigasi dengan total area seluas 64.365 hektar.
Ini mencakup Daerah Irigasi (DI) Sidorejo (6.038 hektar), DI Sidorejo Kiri/Lanang (1.900 hektar), dan DI Sedadi (16.055 hektar) yang ketiganya berada di Kabupaten Grobogan.
Kemudian DI Klambu Kiri di Kabupaten Demak seluas 20.646 hektar, DI Klambu Kanan di Kabupten Pati seluas 10.354 hektar, DI Klambu Wilalung di Kabupaten Kudus seluas 7.872 hektar, serta dukungan pompanisasi untuk menyuplai air irigasi seluas 1500 hektar.
Adapun Waduk Kedungombo dibangun pada periode 1980–1991, dengan pengisian awal dimulai pada 14 Januari 1989.
Waduk ini menampung air dari Sungai Serang, Sungai Uter, Sungai Sentulan, Sungai Jenglong, dan Sungai Karangboyo.
Kementerian PU menekankan pentingnya edukasi kepada para pengguna air melalui pengaturan pola tanam, pengairan bergilir, efisiensi penggunaan air, dan pengendalian kebocoran saluran.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus menjaga keberlanjutan Sumber Daya Air.
Baca juga: Kawasan Waduk Gajah Mungkur Dipersolek, Bakal Ada Jalur Pejalan Kaki Melayang
"Fungsi utama bendungan adalah menampung air pada musim penghujan dan pengendali banjir serta memastikan kelancaran suplai air untuk pertanian baik MT I, MT II Dan MT III sehingga Indeks Pertanaman dapat terjaga," kata Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PU Dwi Purwantoro, dikutip dari keterangan resmi, Minggu (24/08/2025).
Oleh karena itu, dengan pertimbangan kondisi ketersediaan air Waduk Kedungombo, maka disepakati musim tanam dan rilis air untuk kebutuhan irigasi.
Kesepakatan bersama itu dilakukan antara Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana dengan melibatkan Dinas Pusdataru Provinsi Jawa Tengah, Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Balai PSDA Seluna, Dinas Pertanian Kota/Kabupaten, Dinas PUPR Kota/Kabupaten, TNI/Polri, serta para petani penerima manfaat melalui Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air (IP3A) dan Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A).
Pemanfaatan Waduk Kedungombo merupakan salah satu upaya infrastruktur Sumber Daya Air strategis dalam mendukung ketahanan pangan atau swasembada pangan sebagaimana tertuang dalam Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Baca juga: Setiap Hari Bangunan Liar di Sekitar Waduk Batam Ditertibkan
Menteri PU Dody Hanggodo menyampaikan bahwa ketersediaan air yang memadai merupakan kunci utama bagi keberlanjutan produksi pangan nasional.
"Waduk Kedungombo bagian integral dari sistem irigasi yang memastikan pasokan air tersalurkan secara efisien hingga ke lahan pertanian. Air yang dikelola dengan baik akan meningkatkan Indeks Pertanaman sehingga petani dapat panen lebih dari sekali dalam setahun," kata Dody.
Kementerian PU mengatur secara menyeluruh operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi Waduk Kedungombo.
Proses ini meliputi pemantauan sistem pengelolaan air, penyusunan rencana tata tanam, pembagian air yang efisien, serta pemeliharaan jaringan irigasi primer, sekunder, hingga tersier agar tetap berfungsi optimal.
Baca juga: Sejumlah Waduk di Batam Dibersihkan dari Enceng Gondok
Dalam merumuskan rencana kebijakan, rencana tahunan penyediaan, pembagian dan pemberian air irigasi bagi pertanian, rencana pemeliharaan dan rehabilitasi jaringan irigasi Waduk Kedungombo tidak lepas dari peran Komisi Irigasi.
Adapun Komisi Irigasi merupakan lembaga koordinasi dan komunikasi antara wakil pemerintah, wakil perkumpulan petani pemakai air, wakil pengguna jaringan irigasi di provinsi, dan wakil komisi irigasi kabupaten/kota yang terkait.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di siniArtikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya