JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi jutaan pekerja informal tanpa slip gaji di Indonesia, mimpi memiliki rumah layak kerap terbentur tembok tebal bernama birokrasi perbankan.
Ketidakstabilan penghasilan dan minimnya data keuangan membuat mereka sulit mendapatkan persetujuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Namun, kini secercah harapan datang dari Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi).
Baca juga: Skema Sewa Beli Rumah, Cocok Buat Pekerja Informal yang Terganjal SLIK OJK
Sebagai solusi nyata, Apersi mengusulkan skema revolusioner: Rent-to-Own (RTO) atau sewa-beli.
Skema ini dirancang khusus untuk menjembatani jurang antara masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), khususnya 86 juta pekerja informal, dengan perbankan.
Ketua Umum APERSI, Junaidi Abdillah, menjelaskan RTO adalah terobosan inklusif yang memungkinkan pedagang kecil, pekerja lepas, dan buruh informal untuk tetap bisa memiliki rumah.
Baca juga: Skema Sewa Beli, Solusi Pembiayaan Rumah yang Masih Banyak Kendala
Mekanismenya sederhana:
Baca juga: Fasilitasi MBR Miliki Rumah dengan Cara Sewa Beli, SMF Gandeng Proline dan Pinhome
"Skema ini memberikan kesempatan mereka untuk menyewa terlebih dahulu, sekaligus menabung, sebelum beralih ke kepemilikan penuh," ungkap Junaidi, Kamis (28/8/2025).
Usulan ini mendapat sambutan positif dari Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP). Pemerintah dan ApersiI bahkan sudah membentuk Kelompok Kerja (Pokja) untuk merumuskan regulasi teknis agar skema RTO bisa segera diterapkan.
Dengan lebih dari 3.500 anggota pengembang di seluruh Indonesia, APERSI optimistis skema RTO dapat menjadi jalan keluar nyata bagi jutaan pekerja informal yang selama ini terabaikan.
Baca juga: Masyarakat Berpenghasilan Tidak Tetap Bisa Punya Rumah Lewat Sewa Beli
Program ini tidak hanya akan membantu MBR memiliki hunian, tetapi juga turut menggerakkan sektor properti dan memperkuat kontribusi dalam pembangunan perumahan nasional.
"Untuk tahap awal, skema RTO kami usulkan diterapkan untuk rumah tapak bersubsidi," tutup Junaidi.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini