Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baru 37 Persen Gedung Perkantoran di Jakarta Bersertifikat Hijau

Kompas.com - 04/09/2025, 10:30 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah gempuran tren keberlanjutan global, Jakarta justru tertinggal.

Knight Frank Indonesia mengungkap fakta bahwa hanya 37 persen atau 2,7 juta meter persegi Net Leasabale Area (NLA) dari total gedung perkantoran di Central Business District (CBD) Jakarta 7,3 juta meter persegi yang memiliki sertifikat ramah lingkungan.

Baca juga: Garap Gedung Hijau, Pengembang Harap Ada Edukasi bagi Masyarakat dan Insentif

Angka ini kontras dengan permintaan pasar yang semakin melonjak, di mana perusahaan kini berlomba-lomba mencari gedung hijau.

Meski masih rendah, namun kondisi ini menunjukkan bahwa para pengembang dan pemilik gedung mulai menyadari pentingnya memenuhi standar keberlanjutan.

Harga Sewa Green Building Lebih Tinggi

Sementara itu, menurut Jackie Chong, Direktur ESG Knight Frank Asia-Pacific, faktor keberlanjutan telah menjadi prioritas utama bagi perusahaan.

Baca juga: Bangun Gedung Hijau, Cara Kementerian PUPR Kurangi Emisi Karbon

Riset global mereka menemukan bahwa 40 persen perusahaan merelokasi kantor dengan tujuan yang selaras dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).

Faktor ini terlihat jelas dari kinerja pasar. Meskipun rata-rata tingkat okupansi perkantoran di CBD Jakarta stagnan di 77,16 persen, gedung-gedung hijau menorehkan angka yang jauh lebih baik, mencapai 79,4 persen, tertinggi dalam tiga tahun terakhir.

Tingginya permintaan ini memicu adanya "green premium" atau nilai lebih. Harga sewa rata-rata green building di CBD Jakarta berkisar antara Rp 250.000-Rp 400.000 per meter persegi, jauh di atas harga sewa non-green building yang hanya sekitar Rp 150.000-Rp 200.000 per meter persegi.

Baca juga: Gedung Hijau Sengaja Dibangun untuk Menarik Orang Asing

Fenomena ini adalah sinyal keras bagi para pemilik gedung. Seperti yang disampaikan Jackie, mereka yang proaktif berinvestasi pada aset ESG akan lebih siap untuk menarik dan mempertahankan penyewa berkualitas tinggi di masa depan.

Peluang Emas bagi Pemilik Gedung dan Investor

Meskipun persentase gedung hijau di Jakarta masih minim, Senior Research Advisor at Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat menyebutkan, bahwa hampir semua gedung premium Grade A yang baru masuk ke pasar sudah memiliki sertifikat hijau. Ini menunjukkan adanya kesadaran baru di kalangan pengembang.

"Pergeseran preferensi penyewa ini diperkirakan akan terus berlanjut," ucap Syarifah.

Baca juga: Ramai-ramai Pindah Ke Gedung Hijau, Lebih Cuan bagi Perusahaan

Secara jangka panjang, tren ini tidak hanya akan memperbaiki efisiensi energi dan air pada gedung-gedung, tetapi juga mendorong pemilik gedung untuk melakukan perbaikan dan renovasi agar properti mereka tetap relevan.

Bagi investor cerdas, inilah saatnya untuk melirik aset yang siap diubah menjadi properti ramah lingkungan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau