Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Jembatan Cable Stayed, Pernah Makan Korban Jiwa

Kompas.com - 06/09/2025, 22:22 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Struktur cable stayed bridge (jembatan beruji kabel) tengah menjadi tren di berbagai negara.

Bahkan, dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya, PT Hutama Karya (Persero) bersama dengan PT PP (Persero) Tbk, berperan dalam pembangunan jembatan beruji kabel perdana di Pulau Sumatera, Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah di Kabupaten Siak, Provinsi Riau.

Sudah beroperasi selama 18 tahun, jembatan tersebut dibangun sepanjang 1.239 meter dengan lebar 16,95 meter yang diresmikan pada 11 Agustus 2007.

Jembatan ini menghubungkan sisi utara dan selatan Siak, membuka akses bagi lebih dari 400.000 penduduk, serta mendukung kelancaran transportasi antara Siak, Kota Pekanbaru, dan Kabupaten Bengkalis. 

Baca juga: Kilas Balik Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah, Cable Stayed Pertama di Sumatera

Sebagai proyek perdana cable stayed Hutama Karya di Sumatra, jembatan ini menjadi pionir sebelum pengerjaan proyek serupa mulai digarap perusahaan.

Mulai dari Jembatan Soekarno di Manado, Provinsi Sulawesi Utara, Jembatan Siak 4 di Riau, hingga Jembatan Pulau Balang, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur.

Apa Itu Jembatan Cable Stayed?

Jembatan beruji kabel adalah struktur yang terdiri dari satu atau lebih menara (pylon), dengan susunan kabel (ruji) yang memikul gelagar lantai sebagai elemen kaku.

Sistem ini memanfaatkan interaksi gaya antara kabel, gelagar, dan menara untuk menyalurkan beban ke fondasi secara efektif.

"Cable stayed kabel bajanya lurus. Untuk bentang panjang tapi masih di bawah suspension (suspensi)," tutur Anggota Dewan Pertimbangan Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) Davy Sukamta kepada Kompas.com, Sabtu (6/9/2025).

Jembatan beruji kabel sering digunakan untuk bentang menengah hingga panjang, biasanya berkisar antara 200 meter hingga 900 meter.

Jenis jembatan ini sering kali memiliki tampilan visual yang mencolok dan dikenal karena desainnya yang modern dan estetis.

Sejumlah contoh jembatan beruji kabel selain Tengku Agung Sultanah Latifah yakni Jembatan Teluk Kendari, Jembatan Pulau Balang, Jembatan Suramadu dan sebagainya.

Telan Korban Jiwa

Jembatan ini menjadi pilihan karena model atau gayanya yang terlihat sangat modern.

Padahal, meski terlihat modern, desain jembatan cable stayed ternyata sudah ada sejak abad ke-16 lalu.

Struktur jembatan cable stayed pertama kali digagas oleh Fausto Varangio. Dia merupakan penemu Venesia.

Fausto menerbitkan model jembatan itu dalam bukunya bernama Machinai Novae pada tahun 1595.

Dia menggambar dua model jembatan, yaitu cable stayed brigde dan suspension bridge atau jembatan gantung.

Desain cable stayed brigde digambarkan dengan sebuah gelagar kabel dari baja yang menghubungkan dasar jembatan dengan menara jembatan.

Sementara suspension bridge dibuat dengan pola gelagar kabel jembatan yang terhubung lurus secara vertikal antar-menara.

Penting diketahui, jembatan cable stayed yang dibangun pertama kali pada abad ke-19 ternyata pernah mengalami kegagalan.

Tak hanya itu, pada Januari 1818 Jembatan Dryburg Abbey di Skotlandia juga pernah ambruk.  Jembatan tersebut bahkan runtuh setelah enam bulan dibuka dan digunakan untuk umum.

Sejarah ambruknya jembatan cable stayed makin panjang, setelah insiden pada 6 Desember 1824 tepatnya Jembatan Saale River Bridge di Jerman.

Sejumlah 300 orang pengendara berbaris sepanjang jembatan yang kemudian menyebakan salah satu kabel besi penyangga putus.

Putusnya salah satu gelagar kabel baja itu berdampak pada kabel lainnya dan seluruh bagian jembatan pun runtuh. Dari kasus mengenaskan tersebut dilaporkan sebanyak 55 orang meninggal.

Profesor Teknik Pembangunan Universitas Aarhus Christos T Georgakis mengatakan, setelah kasus runtuhnya jembatan Saale River Bridge, model jembatan tersebut lama tidak lagi digunakan di Jerman.

"Setelah 55 orang meninggal dalam kejadian itu, desain model jembatan kabel pancang sudah tidak pernah terlihat lagi di Jerman," kata dia.

Meski demikian, jembatan model ini terus dibangun dan sejumlah negara berlomba membangun cable stayed bridge terpanjang.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau