Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kilas Balik Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah, Cable Stayed Pertama di Sumatera

Kompas.com - 06/09/2025, 15:30 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Memperingati Hari Perhubungan Nasional 2025, PT Hutama Karya (Persero) berperan dalam membangun jembatan cable stayed (kable pancang) pertama di Pulau Sumatra, Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah di Kabupaten Siak, Provinsi Riau.

Dibangun dengan keterlibatan tenaga ahli dalam negeri, jembatan ini pun telah beroperasi selama 18 tahun.

Sejarah Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah 

Jembatan sepanjang 1.239 meter dengan lebar 16,95 meter ini diresmikan pada 11 Agustus 2007menghubungkan sisi utara dan selatan Siak.

Baca juga: Sama-sama Pakai Kabel, Ini Beda Jembatan Suspensi dan Cable Stayed

Pembangunannya bertujuan membuka akses bagi lebih dari 400.000 penduduk serta mendukung kelancaran transportasi antara Siak, Kota Pekanbaru, dan Kabupaten Bengkalis.

Jembatan ini juga dilengkapi dengan dua trotoar selebar 2,25 meter di sisi kanan dan kiri serta dilengkapi dua menara setinggi 80 meter dengan clearance (pembersihan) dari permukaan air saat pasang  mencapai sekitar 23 meter.

Infrastruktur tersebut merupakan hasil kolaborasi Hutama Karya dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya lainnya, PT PP (Persero) Tbk. 

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Hutama Karya Adjib Al Hakim, jembatan ini telah memperluas mobilitas warga dan arus logistik di Siak.

“Dari sisi teknis, pembangunannya menjadi salah satu tonggak penerapan teknologi cable stayed di Indonesia yang ditangani oleh tenaga ahli dalam negeri,” ujar Adjib dalam siaran pers, Sabtu (6/9/2025).

Sebagai proyek perdana cable stayed Hutama Karya di Sumatra, jembatan ini menjadi pionir sebelum pengerjaan proyek serupa mulai digarap perusahaan seperti Jembatan Soekarno di Manado,  Jembatan Siak 4 di Riau, hingga Jembatan Pulau Balang di Kalimantan.  

Baca juga: Jembatan Ikonik di Tol Solo-Ngawi Berstruktur Cable Stayed, Bagaimana Kekuatannya?

Warna-warni Khas Melayu

Jembatan cable stayed pertama di Sumatera, Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah di Siak, Riau.Dok. PT Hutama Karya (Persero) Jembatan cable stayed pertama di Sumatera, Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah di Siak, Riau.

Keunikan terletak pada cable stayed berwarna-warni khas Melayu. Satu-satunya di dunia yang menerapkan konsep ini sebagai representasi kearifan lokal.

Dilengkapi pula lift outdoor pertama dengan dua garis bentukan (miring dan lurus) yang tetap vertikal, menuju ruang pameran dan restoran di puncak menara dengan panorama Siak.

Nama "Tengku Agung Sultanah Latifah" diambil dari gelar Tengku Syarifah Mariam binti Fadyl, istri Sultan Syarif Kasim II, sebagai penghormatan terhadap sejarah dan budaya lokal. 

Selain itu, jembatan ini ini dirancang dengan kualitas bangunan tahan lama melalui penggunaan beton mutu tinggi serta sistem perlindungan dari benturan kapal.

Sejak beroperasi, infrastruktur ini telah meningkatkan arus barang dan jasa antardaerah, mempercepat distribusi hasil pertanian dan perkebunan, serta membuka peluang investasi baru di sektor pariwisata dan industri. 

Pada masanya, jembatan ini tergolong proyek high risk (risiko tinggi) dan menghadapi berbagai tantangan teknis, mulai dari pengerjaan di atas jalur pelayaran internasional yang padat, kondisi tanah untuk pondasi, hingga keterbatasan material lokal.

Baca juga: Anda Harus Tahu, Perbedaan Jembatan Callender Hamilton dan Cable Stayed

Hutama Karya mengatasi tantangan tersebut dengan menerapkan teknologi mutakhir, termasuk sistem perancah khusus untuk pengerjaan di ketinggian dan metode pemancangan pondasi yang presisi. 

Adjib menekankan, pengalaman pembangunan Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah di Siak menjadi fondasi bagi Hutama Karya dalam menggarap proyek-proyek infrastruktur berteknologi tinggi. 

“Portofolio ini sejalan dengan komitmen perusahaan untuk menghadirkan karya yang tidak hanya fungsional, tetapi juga ikonik dan menjadi warisan untuk generasi mendatang,” tutup Adjib.

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau