Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

250 Rumah Gratis dari Aguan Bakal Diresmikan Akhir Oktober 2025

Kompas.com - 15/10/2025, 06:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah gairah pemerintah mendorong penyediaan hunian bagi rakyat, muncul kabar dari sektor swasta.

Sebanyak 250 rumah gratis yang merupakan inisiatif murni dari konglomerat Sugianto Kusuma alias Aguan, akan diresmikan pada akhir Oktober ini, atau paling lambat awal November 2025.

Inisiatif ini dianggap sebagai contoh nyata kolaborasi antara swasta dengan pemerintah untuk meringankan beban Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) tanpa menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sepeser pun.

Baca juga: Aguan Tuntaskan Renovasi 115 Rumah di Tangerang

“Pertama kali ya, di zaman sekarang ini, kita akan menyerahkan 250 rumah kepada rakyat gratis. Tanahnya punya perusahaan saya, yang bangun Pak Aguan,” ungkap Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait, Selasa (14/10/2025).

Menurut Ara, meskipun sepenuhnya didanai oleh swasta, proses penentuan penerima rumah gratis ini dijamin akan sangat transparan dan akuntabel, sesuai mekanisme negara.

Ara secara khusus menggandeng Badan Pusat Statistik (BPS) untuk menentukan kriteria dan sasaran penerima.

Langkah ini diambil untuk memastikan rumah-rumah tersebut benar-benar jatuh ke tangan warga yang berhak dan masuk kategori MBR, guna menghindari penyelewengan.

Baca juga: Bos Summarecon dan Aguan Kompak: BI Rate Turun, Properti Tancap Gas

“Walaupun itu kita yang fasilitasi, tapi kita menghormati negara ini tentu sudah membagi kewenangan dan tugas masing-masing. Jadi kita undang BPS-nya untuk bagaimana menentukan kriteria,” jelasnya.

Penyerahan rumah ini direncanakan akan melibatkan Bupati Tangerang. Hal ini karena lokasi rumah gratis yang lahannya merupakan hibah dari Ara ada di Kabupaten Tangerang.

Ekonomi Melesat Lewat Dapur Rumah Subsidi

Inisiatif Aguan ini semakin memperkuat keyakinan pemerintah bahwa sektor perumahan adalah motor penggerak ekonomi yang paling efektif.

Ara kembali menegaskan, pembangunan satu unit rumah subsidi saja menciptakan efek domino yang luar biasa.

Baca juga: Kiprah Terbaru Aguan, dari Menara Jakarta ke Rumah Rakyat

Satu rumah subsidi menciptakan minimal 5 pekerjaan (tukang, kenek). Target 350.000 unit rumah subsidi pada 2025 berpotensi menciptakan 1,65 juta lapangan kerja hanya dari pekerja konstruksi.

Pembangunan rumah juga memicu permintaan bahan bangunan seperti semen, pasir, kayu, cat, keramik, menggerakkan industri, pabrik, hingga UMKM macam warung-warung ibu-ibu di sekitar lokasi proyek.

Putihkan SLIK OJK

Di sisi lain, Ara terus berupaya mengatasi berbagai hambatan birokrasi yang memperlambat akses KPR subsidi, termasuk masalah klasik Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Ara mengungkapkan adanya ribuan calon pembeli rumah subsidi yang terkendala pengajuan kredit karena riwayat pinjaman macet dengan nilai kecil di bawah Rp 1 juta.

Baca juga: Menara Jakarta Bangkit dari Kubur, Jadi Superblok Mewah Milik Aguan

Ia menganggap ini sebagai "lingkaran setan" yang menghalangi rakyat kecil.

"Ya kalau perlu saya usulkan buat rakyat. Bagaimana misalnya ada pemutihan buat rakyat kecil yang terkendala di OJK sampai nilai berapa," usulnya.

Dengan kolaborasi powerful antara dukungan APBN dengan bunga tetap 5 persen, kuota KPR FLPP naik menjadi 350.000 unit, kontribusi swasta, dan terobosan birokrasi dengan mengatasi SLIK OJK, sektor perumahan diharapkan mampu menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi nasional yang kencang dan merata.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau