KOMPAS.com - Proyek kabel listrik terbesar di Jerman justru membuka tabir misteri pemakaman masa prasejarah. Temuan ini menjadi jendela penting untuk memahami dunia spiritual dan sosial manusia 5.000 tahun lalu.
Di tengah pembangunan proyek raksasa jalur listrik bertegangan tinggi SuedOstLink yang membentang sejauh 170 kilometer, para pekerja konstruksi tak menyangka akan menemukan sesuatu yang jauh lebih tua dari kabel tembaga: lubang-lubang pemakaman dari zaman Neolitikum yang usianya mencapai 5.000 tahun.
Pada bulan Juli lalu, sejumlah pekerja menemukan kompleks kuburan di dekat kota kecil Krauschwitz. Kuburan ini berasal dari masa budaya Corded Ware yang hidup sekitar 4.500 tahun lalu. Namun yang lebih mengejutkan, tak lama kemudian ditemukan lagi 12 lubang pemakaman lain sekitar 185 kilometer ke arah timur—dan kali ini berasal dari budaya Salzmünde yang hidup 500 tahun lebih awal.
Baca juga: Tempayan Anggur Berusia 5.000 Tahun Ditemukan di Makam Ratu Meret-Neith
Budaya Salzmünde adalah salah satu cabang lokal dari budaya prasejarah yang lebih besar bernama Funnelbeaker. Mereka mendiami lembah sungai Saale bagian bawah dan tengah antara tahun 3400–3050 SM. Bukti pertama tentang keberadaan mereka ditemukan oleh para arkeolog pada tahun 1921. Sejak itu, beberapa situs pemakaman unik dan penuh simbolisme berhasil diungkap.
Yang membedakan budaya ini dari kelompok Neolitikum lainnya adalah kompleksitas dan keanehan praktik pemakaman mereka. Beberapa mayat dikuburkan di bawah tumpukan pecahan tembikar, sisa bangunan yang dibakar, dan bahkan tengkorak manusia lain yang sebelumnya dikuburkan ulang. Hal ini mencerminkan dunia yang tidak hanya penuh ritual, tapi juga penuh ketidakpastian.
Baca juga: Misteri Ritual Kebangkitan Osiris di Makam Raja Tutankhamun
Dua belas lubang pemakaman yang baru ditemukan ini rata-rata berukuran antara dua hingga tiga meter, dan sedalam lebih dari dua meter. Di dalamnya ditemukan berbagai artefak, termasuk pecahan bangunan terbakar, tembikar utuh, dan sisa-sisa hewan.
Salah satu lubang yang paling menarik perhatian para peneliti adalah tempat ditemukannya dua bejana keramik utuh yang diduga merupakan persembahan ritual. Di lubang lain, ditemukan tulang anjing yang hangus namun masih tersusun lengkap, berdampingan dengan sebuah tengkorak manusia yang tidak menunjukkan tanda-tanda terpapar cuaca.
Menurut pernyataan resmi dari tim arkeolog, “Ini menunjukkan bahwa lubang pemakaman kemungkinan tetap dibiarkan terbuka selama waktu yang lama untuk prosesi ritual, atau bahwa tulang anjing tersebut disimpan di tempat lain sebelum akhirnya dikuburkan.”
Dalam salah satu lubang yang diyakini bekas tungku, ditemukan dua jasad manusia. Para ahli menduga jasad ini sebelumnya sempat diletakkan di tempat lain sebelum akhirnya dipindahkan untuk dikubur bersama. Ini mengisyaratkan bahwa pemakaman dalam budaya Salzmünde berlangsung dalam beberapa tahap.
Baca juga: Rekonstruksi dari Makam Berusia 4.000 Tahun Hadirkan Wajah Pejuang Zaman Batu
Apa alasan di balik ritual yang begitu kompleks dan panjang ini?
Para peneliti menduga bahwa masyarakat Salzmünde hidup di masa yang penuh tantangan. Bukti iklim dan temuan artefak menunjukkan bahwa pada akhir milenium ke-4 SM, wilayah Eropa Tengah mengalami perubahan cuaca ekstrem dan suhu yang lebih dingin—tantangan besar bagi komunitas agraris seperti mereka. Di saat yang sama, muncul budaya Bernburg dari utara yang kemungkinan besar memberi tekanan tambahan pada sumber daya dan kehidupan masyarakat setempat.
“Ritual-ritual ini, yang tampaknya merupakan bentuk permohonan dukungan kepada leluhur, bisa dimaknai sebagai respon terhadap masa krisis,” jelas para peneliti.
Baca juga: Apakah Ada Kutukan Saat Membuka Makam Firaun Mesir?
Keberadaan anjing dalam pemakaman kemungkinan bukan kebetulan. Di banyak budaya prasejarah, anjing dianggap sebagai makhluk spiritual—penjaga, pemandu, atau bahkan pengantar jiwa ke alam baka. Namun hingga kini, belum ada bukti langsung mengapa reruntuhan rumah dibakar dan dimasukkan ke dalam kuburan. Begitu pula belum jelas apakah ritual ini dilakukan oleh seluruh komunitas, keluarga tertentu, atau hanya untuk tokoh penting saja.
Temuan ini menunjukkan bahwa proyek modern seperti jalur listrik bisa menjadi pintu gerbang ke masa lampau. Di bawah lapisan tanah yang digali untuk menyalurkan energi masa depan, ternyata tersimpan energi spiritual dan sejarah masa lalu yang tak ternilai.
Penelitian masih berlanjut, dan siapa tahu—jalur listrik yang satu ini mungkin akan terus menjadi jalur waktu yang membuka tabir kehidupan nenek moyang kita di masa Neolitikum.
Baca juga: Misteri Makam Genghis Khan, di Manakah?
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini