Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Tersembunyi Perubahan Iklim: Emosi Ikut Terganggu!

Kompas.com - 25/08/2025, 08:29 WIB
Wisnubrata

Penulis

Sumber Earth.com

KOMPAS.com - Ketika suhu bumi meningkat, bukan hanya lingkungan yang terdampak. Suasana hati kita pun ikut terpengaruh. Panas ekstrem ternyata tidak hanya membuat kita berkeringat, tetapi juga memengaruhi emosi manusia. Studi terbaru mengungkap, perubahan iklim bisa memengaruhi kesejahteraan psikologis miliaran orang di seluruh dunia.

Panas dan Emosi: Apa Hubungannya?

Penelitian berskala besar menganalisis 1,2 miliar unggahan media sosial dari 157 negara sepanjang 2019. Data ini mencakup 65 bahasa yang dianalisis dengan teknologi kecerdasan buatan untuk menilai tingkat positif atau negatif dari setiap unggahan.

Hasilnya kemudian dibandingkan dengan data cuaca lokal. Temuan mereka cukup mengejutkan:

  • Saat suhu naik di atas 35°C (95°F), nada tulisan di media sosial menjadi lebih negatif.
  • Negara berpendapatan rendah mencatat kenaikan nada negatif hingga 25%, sedangkan negara kaya hanya sekitar 8%.

“Data media sosial memberikan jendela yang belum pernah ada sebelumnya untuk memahami emosi manusia di seluruh budaya dan benua,” jelas Jianghao Wang dari Chinese Academy of Sciences.

Baca juga: Emosi Negatif yang Menumpuk Meracuni Jiwa

Ketimpangan Dampak Panas

Mengapa negara miskin lebih terdampak? Jawabannya sederhana: adaptasi. Negara kaya memiliki akses terhadap pendingin udara, layanan kesehatan, dan infrastruktur yang lebih baik untuk menghadapi cuaca ekstrem.

Menurut Yichun Fan dari Sustainable Urbanization Lab dan Duke University: “Orang di negara berpendapatan rendah dan menengah mengalami penurunan suasana hati akibat panas ekstrem tiga kali lebih besar dibandingkan negara kaya. Hal ini menegaskan pentingnya memasukkan adaptasi dalam proyeksi dampak perubahan iklim di masa depan.”

Baca juga: 5 Masalah Kesehatan yang Meningkat saat Cuaca Panas

Bukan Hanya Ekonomi, Ini Soal Kesejahteraan Jiwa

Pemimpin studi, Siqi Zheng dari MIT, menekankan bahwa isu ini jauh lebih luas dari sekadar ekonomi atau kesehatan fisik.

“Penelitian kami mengungkap bahwa suhu yang terus naik tidak hanya mengancam kesehatan fisik atau produktivitas ekonomi – tetapi juga memengaruhi perasaan orang, setiap hari, di seluruh dunia.”

Dengan kata lain, perubahan iklim juga membawa krisis kesehatan mental global.

Baca juga: Bagaimana Cuaca Panas Memengaruhi Manusia?

Bagaimana Penelitian Ini Dilakukan?

Untuk menilai emosi, para ilmuwan menggunakan BERT (Bidirectional Encoder Representations from Transformers) – sistem AI yang mampu memahami nada emosional teks dalam puluhan bahasa. Mereka menganalisis unggahan dari Twitter dan Weibo, lalu memberikan skor sentimen antara 0.0 (sangat negatif) hingga 1.0 (sangat positif).

Data kemudian dipetakan ke 2.988 lokasi di seluruh dunia dan dibandingkan dengan pola cuaca setempat.

Baca juga: Benarkah Cuaca Panas Sebabkan Orang Jadi Lebih Agresif?

Prediksi Hingga Tahun 2100

Studi ini tidak berhenti pada kondisi saat ini. Dengan bantuan model iklim, para peneliti memperkirakan bahwa, bahkan dengan adaptasi, kesejahteraan emosional global akan menurun sekitar 2,3% akibat panas ekstrem pada akhir abad ini.

Nick Obradovich dari Laureate Institute for Brain Research menambahkan: “Jelas sekarang bahwa cuaca memengaruhi emosi dalam skala global. Saat iklim terus berubah, membantu individu menjadi lebih tangguh terhadap guncangan emosional akan menjadi bagian penting dari adaptasi sosial.”

Selama ini, penelitian tentang perubahan iklim lebih banyak fokus pada dampak fisik, ekonomi, dan lingkungan. Namun studi ini menunjukkan bahwa perubahan iklim juga menciptakan ‘polusi emosional’ yang menyebar ke seluruh dunia.

Meski begitu, studi ini memiliki keterbatasan: pengguna media sosial tidak mewakili semua kelompok usia. Anak-anak dan lansia, yang justru rentan terhadap panas ekstrem, kurang terwakili. Artinya, dampak emosional sebenarnya bisa lebih parah dari yang terukur.

Baca juga: Apakah Cuaca Panas Bisa Membuat Orang Cepat Marah?

Persiapan Menuju Dunia yang Lebih Panas

Penelitian ini merupakan bagian dari Global Sentiment Project di MIT’s Sustainable Urbanization Lab. Data lengkapnya tersedia untuk peneliti lain agar bisa membantu komunitas dan pembuat kebijakan bersiap menghadapi dunia yang terus menghangat.

“Kami berharap sumber ini membantu peneliti, pembuat kebijakan, dan masyarakat mempersiapkan diri menghadapi dunia yang lebih panas,” kata Zheng.

Pesannya jelas: perubahan iklim bukan hanya masalah lingkungan atau ekonomi – ini juga krisis kesejahteraan mental yang paling menghantam kelompok termiskin.

Baca juga: Mengapa Cuaca Panas Bikin Cepat Marah?

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau