KOMPAS.com - Jahe (Zingiber officinale) bukan sekadar bumbu dapur yang menambah rasa hangat pada teh atau aroma segar pada tumisan. Di balik kelezatan itu, jahe menyimpan segudang manfaat kesehatan yang kini semakin dibuktikan oleh penelitian modern.
“Studi terbaru menunjukkan jahe dapat membantu mengurangi mual, meredakan pilek, menurunkan peradangan, hingga mendukung kesehatan jantung,” ungkap Dipa Kamdar, Senior Lecturer in Pharmacy Practice, Kingston University.
Baca juga: Sering Dikonsumsi, Apa Manfaat Jahe bagi Kesehatan?
Berikut adalah 5 manfaat jahe untuk tubuh menurut sains:
Berbagai uji klinis menunjukkan jahe efektif mengurangi mual dan muntah, bahkan lebih baik dibandingkan plasebo. NHS (National Health Service) pun merekomendasikan makanan atau teh jahe untuk mengatasi mual.
Jahe terbukti bermanfaat terutama bagi ibu hamil dalam dosis kecil, karena dianggap aman dan efektif. Ada juga bukti yang menjanjikan khasiat jahe untuk mual akibat kemoterapi, meskipun hasilnya masih bervariasi untuk mabuk perjalanan dan mual pascaoperasi.
Para peneliti menduga efek ini terjadi karena jahe memblokir reseptor serotonin dan bekerja pada saluran cerna serta otak. Jahe juga membantu mengurangi gas dan kembung di perut.
Baca juga: 5 Manfaat Konsumsi Jahe di Musim Hujan
Jahe kaya akan senyawa aktif seperti gingerol dan shogaol yang memiliki sifat antioksidan dan antiinflamasi. Penelitian terbaru menemukan bahwa suplemen jahe dapat membantu mengatur peradangan, terutama pada penyakit autoimun.
Salah satu studi menunjukkan jahe dapat menurunkan aktivitas neutrofil—sel darah putih yang bila terlalu aktif bisa memicu lupus, rheumatoid arthritis, dan antiphospholipid syndrome. Dalam penelitian tersebut, mengonsumsi jahe setiap hari selama satu minggu secara signifikan mengurangi pembentukan NETs (perangkap ekstraseluler neutrofil).
Selain itu, jahe juga memiliki sifat antimikroba sehingga dapat melawan bakteri, virus, dan mikroorganisme berbahaya. Kombinasi ini membuat jahe populer untuk meredakan gejala flu seperti sakit tenggorokan.
Baca juga: Peneliti Temukan Senyawa dalam Jahe yang Dapat Mengatasi Radang Usus
Meski hasil penelitian bervariasi, banyak studi menunjukkan jahe dapat mengurangi nyeri, termasuk nyeri lutut akibat osteoarthritis. Untuk nyeri otot, satu studi menemukan bahwa konsumsi 2 gram jahe per hari selama 11 hari dapat mengurangi pegal setelah olahraga.
Tak hanya itu, jahe juga mampu meredakan nyeri haid. Beberapa penelitian bahkan menyebut efektivitasnya setara obat antiinflamasi nonsteroid seperti ibuprofen.
Cara kerjanya? Jahe diyakini menghambat senyawa penyebab peradangan seperti prostaglandin dan leukotrien, serta mempengaruhi sistem saraf untuk mengurangi sinyal nyeri.
Baca juga: 5 Manfaat Jahe, Salah Satu Rimpang Paling Sehat di Dunia
Jahe dapat membantu menurunkan tekanan darah, gula darah, serta kadar kolesterol jahat (LDL). Studi tahun 2022 yang meninjau 26 uji klinis menemukan suplemen jahe mampu menurunkan trigliserida, kolesterol total, dan LDL, sekaligus meningkatkan kolesterol baik (HDL).
Bagi penderita diabetes tipe 2, jahe juga bermanfaat. Sebuah tinjauan 10 studi menyebut konsumsi 1–3 gram jahe per hari selama 4–12 minggu membantu mengontrol gula darah dan kolesterol.
Efek ini terjadi melalui peningkatan sensitivitas insulin, peningkatan penyerapan glukosa, serta pengurangan stres oksidatif. Anti-inflamasi jahe juga ikut mendukung kesehatan jantung.