KOMPAS.com - Siapa yang tidak kesal ketika baju kesayangan tiba-tiba menyusut setelah dicuci, padahal petunjuk perawatan sudah diikuti? Faktanya, beberapa jenis kain memang lebih rentan menyusut dibanding yang lain. Mengapa hal ini bisa terjadi? Dan adakah cara untuk mengatasinya?
Untuk memahami penyebab baju menyusut, kita perlu mengenal lebih dekat ilmu di balik serat tekstil. Pengetahuan ini bukan hanya membantu mencegah penyusutan, tetapi juga memberi peluang “menyelamatkan” pakaian yang sudah terlanjur menyusut.
Baca juga: 3 Kelemahan Pakaian Berbahan Linen, Bisa Menyusut
Menurut Nisa Salim, Direktur Swinburne-CSIRO National Testlab for Composite Additive Manufacturing, “Serat kain memiliki memori yang membuatnya kembali ke bentuk asli ketika terkena panas, kelembapan, atau gerakan mekanis.” Inilah alasan mengapa sebagian kain mudah kusut, bahkan menyusut.
Sebagian besar kain, seperti katun dan linen, berasal dari tanaman. Serat ini berbentuk tidak beraturan dan berkerut secara alami. Di dalamnya terdapat jutaan molekul selulosa berbentuk rantai panjang.
Dalam proses pembuatan kain, serat-serat ini ditarik, diregangkan, dan dipelintir agar rata, sehingga terbentuk benang yang halus dan panjang. Secara kimia, antar rantai selulosa ini saling terikat oleh ikatan hidrogen yang memberi kekuatan pada serat.
Benang-benang kemudian ditenun atau dirajut, menciptakan tegangan yang menjaga serat tetap lurus. Namun, ketika serat terkena panas, air, atau gesekan (misalnya di mesin cuci), tegangan itu hilang dan serat kembali ke bentuk berkerut aslinya. Hasilnya: pakaian menyusut.
Baca juga: Begini Cara Mengembalikan Pakaian yang Menyusut Setelah Dicuci
Penyusutan kain terjadi hingga ke tingkat molekul. Air panas membuat energi serat meningkat sehingga ikatan hidrogen yang menahan struktur serat menjadi longgar. Ditambah lagi, kain berbahan selulosa (seperti katun) bersifat hidrofilik—mereka menyerap air, menyebabkan serat mengembang dan lebih lentur.
“Putaran dan gesekan dalam mesin cuci mempercepat proses ini,” jelas Nisa. Karena itu, kain yang longgar seperti rajutan lebih mudah menyusut dibanding tenunan rapat.
Menariknya, bukan hanya air panas yang jadi penyebab. Air dingin pun bisa membuat serat mengembang, meski efeknya tidak sedramatis air panas.
Baca juga: Sains Jelaskan Penyebab Kain Katun Menyusut Setelah Dicuci
Beberapa tips untuk meminimalkan penyusutan:
Ini sangat penting untuk kain berbahan katun dan rayon, yang sangat sensitif terhadap kelembapan dan panas.
Baca juga: Apa Jenis Kain Terbaik untuk Dipakai Saat Cuaca Panas?
Wol: Berbeda dengan katun, wol berasal dari protein keratin dan memiliki lapisan sisik (cuticle). Saat dicuci, sisik ini saling mengait, menciptakan efek “felting” yang membuat wol terasa lebih padat dan mengecil.
Serat Sintetis (seperti poliester, nilon): Lebih stabil karena dibuat dari polimer berbasis minyak bumi dengan struktur kristalin yang mencegah serat kembali berkerut.
Menariknya, ilmuwan tekstil kini mengembangkan bahan yang tahan susut, termasuk benang campuran dan polimer ber-memori bentuk yang bisa kembali ke bentuk semula saat terkena panas atau air.
Baca juga: Mengapa Beberapa Baju Baunya Tidak Sedap?
Kabar baiknya, ada trik sederhana untuk mencoba memperbaiki pakaian yang menyusut.
Mengapa ini berhasil? Kondisioner mengandung surfaktan kationik yang melumasi serat sehingga lebih lentur, memudahkan peregangan kembali.
Meski tidak bisa mengembalikan ukuran 100%, metode ini cukup efektif agar pakaian bisa dikenakan lagi.
Baca juga: Alasan Baju Baru Harus Dicuci Sebelum Dipakai
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini