Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Spicomellus afer: Ankylosaurus Tertua dengan Armor Paling Unik di Bumi

Kompas.com - 28/08/2025, 07:13 WIB
Wisnubrata

Penulis

Sumber Sci News

KOMPAS.com - Para ilmuwan baru saja mengungkap temuan luar biasa dari Maroko: Spicomellus afer, dinosaurus lapis baja (ankylosaurus) tertua yang pernah ditemukan di dunia. Spesies ini hidup sekitar 168 juta tahun lalu pada periode Jura Tengah, jauh sebelum ankylosaurus terkenal lainnya yang mendominasi era Kapur.

Penemuan ini bukan hanya menambah daftar spesies dinosaurus, tetapi juga mengubah cara pandang kita tentang evolusi ankylosaurus.

Baca juga: Dinosaurus Iguanodontia dengan Layar di Punggung Ditemukan di Inggris

Fosil Misterius yang Mengubah Sejarah

Awalnya, keberadaan Spicomellus afer hanya diketahui dari satu tulang rusuk fosil yang ditemukan pada 2021. Namun, penelitian terbaru berhasil menemukan spesimen yang jauh lebih lengkap.

“Melihat dan mempelajari fosil Spicomellus untuk pertama kali benar-benar membuat merinding,” kata Profesor Richard Butler dari University of Birmingham.

“Bentuknya sangat aneh, berbeda dari dinosaurus lain, bahkan dari semua hewan yang pernah ada.”

Keanehan itu terletak pada dermal armor—lapisan tulang keras di tubuhnya. Spicomellus ternyata memiliki deretan duri tulang panjang yang menyatu dengan rusuk, sesuatu yang tidak ditemukan pada vertebrata lain, baik yang masih hidup maupun punah.

Baca juga: Spesies Baru Dinosaurus Berzirah Ditemukan di Tiongkok

Armor Paling Rumit dalam Sejarah Hewan

Menurut Profesor Susannah Maidment dari Natural History Museum London, Spicomellus memiliki sistem pertahanan sekaligus "hiasan tubuh" yang luar biasa:

  • Duri leher sepanjang 1 meter
  • Duri besar mencuat di atas pinggul
  • Lembaran dan duri pisau panjang di bahu
  • Kombinasi unik pelat dan duri berpasangan

“Kami belum pernah melihat armor seperti ini pada hewan mana pun sebelumnya,” jelas Maidment.

Yang membuatnya lebih mengejutkan, Spicomellus adalah ankylosaurus tertua. Logikanya, spesies yang lebih muda seharusnya mewarisi armor serupa, tetapi faktanya mereka tidak.

Baca juga: Lokiceratops: Dinosaurus Bertanduk Unik yang Dinamai Dewa Loki

Dari Senjata Pameran Hingga Pertahanan Diri

Para peneliti menduga duri-duri rumit Spicomellus lebih berfungsi untuk pamer, entah untuk menarik pasangan atau menakut-nakuti pesaing. Hal ini berbeda dengan ankylosaurus di era Kapur, yang memiliki armor lebih sederhana dan berfungsi utama sebagai pertahanan dari predator besar.

Menariknya, fosil ekor Spicomellus menunjukkan adanya tulang-tulang yang menyatu membentuk "gagang", mirip dengan ankylosaurus berekor gada di masa kemudian. Ini menandakan bahwa fitur senjata khas ankylosaurus sudah muncul sejak awal evolusi mereka.

Baca juga: Seperti Apa Warna Dinosaurus Sebenarnya?

Pentingnya Afrika dalam Peta Evolusi Dinosaurus

Penemuan ini tidak hanya memberi cahaya baru bagi sejarah ankylosaurus, tetapi juga menegaskan betapa pentingnya Afrika dalam studi dinosaurus.

Spicomellus menunjukkan betapa signifikan dinosaurus Afrika,” ujar Maidment.

Hal senada juga diungkapkan Profesor Driss Ouarhache dari Université Sidi Mohamed Ben Abdellah, Maroko:

“Kami belum pernah melihat dinosaurus seperti ini sebelumnya, dan wilayah ini masih menyimpan banyak rahasia.”

Dengan armor unik, senjata ekor potensial, dan usianya yang sangat tua, Spicomellus afer menegaskan bahwa adaptasi khas ankylosaurus telah berevolusi jauh lebih awal dari dugaan ilmuwan.

Penemuan ini juga menjadi pengingat bahwa fosil bukan sekadar peninggalan masa lalu, tetapi kunci untuk membuka rahasia evolusi.

Studi lengkap tentang Spicomellus diterbitkan di jurnal Nature, menandai tonggak penting dalam dunia paleontologi.

Baca juga: Shri Rapax: Dinosaurus Pemburu yang Membunuh dengan Jempol

 

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau