KOMPAS.com - Tahun 2025 menjadi momen istimewa bagi para pecinta astronomi karena ada dua kali gerhana bulan total. Peristiwa pertama terjadi pada 14 Maret 2025, dan kini dunia bersiap menyambut peristiwa kedua: gerhana bulan 7 September 2025.
Fenomena ini dikenal luas sebagai blood moon atau bulan darah, ketika Bulan akan tampak merah menawan akibat bayangan Bumi.
Menurut BMKG, fase totalitas gerhana bulan total 2025 akan berlangsung pada Minggu, 7 September 2025, pukul 00.30 WIB hingga 01.53 WIB dengan durasi sekitar 1 jam 22 menit.
Namun, pengamat langit sudah bisa mulai menyaksikan sejak 75 menit sebelumnya untuk melihat fase gerhana sebagian, saat bayangan Bumi mulai menutupi Bulan.
Baca juga: 9 Fenomena Astronomi September 2025: Dari Hujan Meteor hingga Gerhana
Dari wilayah barat Indonesia, semua fase dapat terlihat jelas. Namun, di Papua bagian timur, Bulan akan terbenam sebelum seluruh fase selesai.
Jadi, kondisi langit cerah menjadi kunci agar fenomena ini bisa dinikmati secara penuh.
Dilansir dari Live Science, ketika gerhana bulan total terjadi, Matahari, Bumi, dan Bulan berada pada garis lurus.
Cahaya Matahari yang seharusnya menyinari Bulan terhalang oleh Bumi. Namun, cahaya Matahari masih bisa membelok melewati atmosfer Bumi.
Baca juga: Gerhana Ekuinoks 21 September 2025, Saat Gerhana Matahari dan Ekuinoks Bertemu
Atmosfer ini menyaring cahaya:
Hasilnya, Bulan tampak merah darah, sehingga fenomena ini dijuluki blood moon. Bahkan, partikel tambahan di atmosfer seperti abu vulkanik atau asap kebakaran bisa membuat warna Bulan tampak lebih merah gelap.
Dilansir dari TimeandDate, fenomena gerhana bulan 7 September 2025 bisa disaksikan oleh sekitar 77% populasi dunia, yaitu 6,2 miliar orang.
Bahkan, hampir 88% penduduk Bumi (7,1 miliar orang) dapat melihat setidaknya sebagian fase gerhana.
Baca juga: Gerhana Bulan 2025: Jadwal dan Proses Terjadinya
Menariknya, gerhana ini terjadi hanya 2,7 hari sebelum Bulan mencapai perigee (titik terdekatnya dengan Bumi).
Itu membuat Bulan terlihat sedikit lebih besar dari biasanya, meski perbedaan ini tidak terlalu terasa bagi mata telanjang.
Gerhana ini diperkirakan akan menghasilkan bayangan yang sangat gelap dan kaya warna. Sekitar 36% diameter Bulan akan melewati bagian tergelap bayangan Bumi (umbra).