Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tari Merak: Sejarah dan Maknanya

Kompas.com - 30/08/2022, 14:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tari merak merupakan sebuah kesenian tari yang berasal dari Bandung, Jawa Barat.

Tari merak diciptakan untuk menghibur para delegasi dalam Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955.

Saat itu, tari merak diciptakan oleh Raden Tjetje Soemantri lalu disempurnakan oleh Irawati Durban.

Baca juga: Tari Lengger: Sejarah, Ciri Khas, Gerakan, dan Pementasan

Sejarah Tari Merak

Tari merak diciptakan oleh Raden Tjetje Soemantri pada 1955.

Adapun gerakan tarian ini merupakan pengembangan dari tari Sunda yang sudah dikuasai oleh Tjetje.

Raden Tjetje Soemantri mengambil gerakan-gerakan indah dari burung merak yang kemudian dijadikan sebuah tarian.

Mulanya, tari merak ini ditujukan untuk menghibur para delegasi Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955.

Sejak diciptakan, tari merak telah beberapa kali dipentaskan.

Pertunjukan tari merak pertama digelar dalam Konferensi Asia Afrika (KAA) di belakang Gedung Pakuan pada 1955.

Selain itu, tarian ini juga dilaksanakan di Hotel Orient, Bandung pada 1955.

Pada 1957, tari merak juga dipertunjukkan dalam rangka menyambut kehadiran Voroshilof, Presiden Uni Soviet.

Setelah itu, tari merak dipentaskan pada 1958 dalam pertunjukan di YPK.

Setelah meninggalnya Raden Tjetje Soemantri pada tahun 1963, salah satu muridnya yang bernama Irawati Durban menyempurnakan tari merak.

Baca juga: Tari Bedhaya Ketawang: Sejarah, Makna, dan Pelaksanaan

Pengembangan yang dilakukan oleh Irawati Durban ini dalam rangka tugas yang diberikan oleh Presiden Soekarno untuk mempersiapkan rombongan kesenian di New York Fair pada 1965.

Makna Tari Merak

Makna dari diciptakan tari merak adalah sebagai bentuk rasa kagum terhadap keindahan burung tersebut di alam bebas.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau