KOMPAS.com - Pada 30 Juni 1934, Adolf Hitler menginstruksikan operasi brutal yang dikenal sebagai Malam Pisau Panjang.
Operasi ini merupakan langkah strategis untuk mengkonsolidasikan kekuasaannya di Jerman dengan menyingkirkan lawan-lawan politiknya.
Malam Pisau Panjang menjadi momen di mana pengaruh sayap militer Partai Nazi, Sturmabteilung (SA) pimpinan Ernst Röhm, dihancurkan secara sistematis oleh Schutzstaffel (SS), organisasi militer Nazi lainnya pimpinan Heinrich Himmler.
Operasi ini juga mengorbankan ratusan orang yang dianggap sebagai ancaman terhadap rezim Nazi. Bagaimana kisah Hitler menyingkirkan lawan politiknya?
Baca juga: Kehidupan Hitler pada Masa Perang Dunia I
Adolf Hitler menjadi kanselir Jerman pada Januari 1933 ketika usianya 44 tahun. Hitler menggunakan Nazi sebagai kendaraan politiknya.
Untuk mendulang suara, Nazi pimpinan Adolf Hitler berhasil memanfaatkan ketidakpuasan rakyat Jerman terhadap depresi ekonomi awal1930-an dan kekalahan Jerman di Perang Dunia I.
Setelah resmi menjadi kanselir Jerman, Adolf Hitler menerapkan gaya kepemimpinan otoriter dan diktator. Kendati demikian, Hitler masih menghadapi tantangan besar di awal kekuasaannya.
Melansir Britannica.com, tantangan pertama Hitler adalah Ernst Röhm, kepala staf SA, yang notabene merupakan kawan seperjuangannya dalam merebut kursi Kanselir Jerman.
Röhm menginginkan agar SA menjadi bagian dari angkatan bersenjata Jerman yang baru. Bahkan, Röhm juga ingin agar tugas pasukan reguler Jerman, Reichswehr, ke depan dapat digantikan oleh SA.
Di sisi lain, SA mulai menjadi sayap paramiliter Nazi Jerman yang cukup kuat. Hal ini menimbulkan kekhawatiran jika Röhm tengah menyusun upaya kudeta terhadap Hitler.
Respon para jenderal terhadap ambisi Ernst Röhm juga cenderung negatif. Lantaran Hitler membutuhkan dukungan militer dan mendapatkan kepercayaan para jenderal, ia pun memutuskan untuk menyingkirkan Ernst Röhm.
Baca juga: Rudolf Hess, Antek Hitler yang Mengundang Banyak Pertanyaan
Dengan tuduhan bahwa Röhm sedang merencanakan kudeta, Hitler melancarkan serangkaian pembunuhan terhadap pimpinan SA.
Pada malam 30 Juni 1934, Röhm dan sejumlah petinggi SA lainnya dieksekusi oleh SS.
Operasi ini juga memakan korban beberapa tokoh politik lain, termasuk Kurt von Schleicher, mantan kanselir terakhir Republik Weimar; Gregor Strasser, mantan tangan kanan Hitler di Partai Nazi; Gustav von Kahr, tokoh separatis Bavaria; dan Edgar Jung, kritikus konservatif.
Meskipun Wakil Kanselir Franz von Papen berhasil selamat, ia diberhentikan dari jabatannya hanya tiga hari setelah peristiwa Malam Pisau Panjang.