KOMPAS.com - Lahirnya demokrasi modern tak lepas dari dua kejadian besar yang memengaruhinya, yaitu Revolusi Amerika dan Perancis.
Dampak dari Revolusi Prancis dan Revolusi Amerika menyebar luas ke berbagai negara.
Keduanya menjadi contoh bahwa sistem pemerintahan bisa dibangun berdasarkan partisipasi rakyat, bukan warisan turun-temurun dari penguasa.
Selain itu, kedua revolusi tersebut juga memperkenalkan prinsip dasar demokrasi dalam hukum dan konstitusi.
Pemikiran tentang kedaulatan rakyat, pemisahan kekuasaan, dan hak individu mulai memengaruhi gerakan politik di berbagai penjuru dunia.
Bagaimana sejarah Revolusi Amerika dan Perancis terhadap lahirnya demokrasi modern?
Baca juga: Sejarah Kelahiran Sosiologi dan Hubungannya dengan Dua Revolusi Eropa
Perubahan besar dalam sistem politik Eropa dimulai saat Revolusi Perancis menggulingkan monarki absolut. Setelah kekuasaan raja berakhir, terbentuk Monarki Konstitusional.
Majelis Konstituante Nasional kemudian dibentuk untuk menghapus feodalisme yang sudah berlangsung selama berabad-abad.
Salah satu hasil awalnya adalah Dekret Agustus yang mencabut hak-hak istimewa golongan bangsawan dan gereja.
Majelis ini juga menyusun dokumen penting bernama Deklarasi Hak Asasi Manusia dan Warga Negara tahun 1789.
Deklarasi tersebut menegaskan bahwa kebebasan, kepemilikan, dan kesetaraan di depan hukum merupakan hak dasar setiap individu.
Langkah ini menjadi landasan hukum dalam sistem pemerintahan baru Perancis yang kemudian berubah menjadi republik.
Republik merupakan sebuah bentuk negara yang menempatkan kedaulatan pada rakyat, bukan pada penguasa.
Baca juga: Sejarah Bastille Day, Peristiwa yang Mengawali Revolusi Perancis
Perancis menjadi negara pertama di Eropa yang secara resmi mendeklarasikan diri sebagai republik. Dalam sistem baru ini, rakyat diakui sebagai sumber kekuasaan tertinggi.
Revolusi Perancis memunculkan tiga paham utama yang kemudian menyebar ke seluruh dunia: liberalisme, demokrasi, dan nasionalisme.