Namun, fakta di lapangan mengungkap cerita yang berbeda.
Ketua RT 33 RW 09 Kelurahan Demang Lebar Daun, Kecamatan Ilir Barat I, Palembang, Yulita Kartika Sari, membenarkan bahwa salah satu alamat yang tertulis dalam surat terakhir almarhum memang merupakan tempat tinggal warga di wilayahnya.
“Jujur saya tidak kenal sama dia (Randika), tapi memang pamannya yang tinggal di sini,” kata Yulita saat dikonfirmasi, Jumat (31/10/2025).
Menurut Yulita, alamat yang ditulis Randika sebenarnya termasuk wilayah RT 53, hasil pemekaran dari RT 33.
“Mungkin almarhum hanya mengetahui alamat lama, jadi dia menulisnya RT 33,” ujarnya.
Jenazah Ditemukan di Masjid, Bukan di Teras Rumah Warga
Yulita menjelaskan bahwa kabar penemuan jenazah Randika Alzatria Syaputra pertama kali diterimanya dari perwakilan DPW Partai Amanat Nasional (PAN) Palembang yang mendatangi rumahnya pada Jumat (17/10/2025).
“Saya mendapat kabar dari DPW PAN Palembang yang berkoordinasi dengan DPW PAN Cilacap. Mereka mengabarkan ada jenazah pria ditemukan di Cilacap dan di sampingnya ada buku berisi daftar alamat, salah satunya di RT 33 Demang Lebar Daun,” tutur Yulita.
Ia juga meluruskan kabar yang menyebut jenazah ditemukan di teras rumah warga. Berdasarkan informasi yang diterimanya, Randika ditemukan meninggal dunia di sebuah masjid.
“Mungkin karena warga mau salat Jumat, jadi jenazahnya dipinggirkan sementara. Tapi saya tidak tahu detailnya seperti apa,” kata Yulita.
Surat Terakhir Bertuliskan “Broken Home”
Di samping jasad Randika ditemukan surat tulisan tangan berjudul “Broken Home” yang kemudian viral di media sosial. Surat itu memuat data pribadi dan nama-nama anggota keluarganya, di antaranya:
Dalam surat tersebut, Randika menulis permohonan terakhir yang menyayat hati:
“Pak/Ibu, tolong antarkan ke sini.”
Ia juga mencantumkan alamat kakek dan neneknya di Palembang, yaitu di Jalan Kaliauni/Lorong Gembira/Jalan Gabeng, RT 33 RW 09 No. 3986, depan RS Siti Khodijah, samping Istana Gubernur Palembang.
Selain itu, ia menuliskan sejumlah nama keluarga lain seperti Edy Alhakim, Ikhsan Arpani, Ahmad Pahlevi, dan Fidya Sukmawati.
Meski dalam surat terakhirnya Randika menulis keinginan untuk dimakamkan di Palembang, keluarga akhirnya memutuskan untuk memakamkannya di Bogor, tempat tinggal ibunya yang kini telah menikah lagi.
“Mungkin karena keterbatasan ongkos dan jarak, jadi diputuskan dimakamkan di Bogor. Lagian itu tempat ibunya,” ujar Yulita.
Tidak Ada Tanda Kekerasan di Tubuh Randika
Terkait dugaan Randika Alzatria Syaputra meninggal dunia karena kelaparan, Yulita menyebut pihak kepolisian sudah memastikan tidak ada tanda-tanda kekerasan atau bekas penggunaan obat-obatan pada tubuh almarhum.
“Dari keterangan polisi setempat, tidak ditemukan tanda kekerasan. Termasuk bekas obat-obatan juga tidak ada. Jadi saya berharap masyarakat bijak dan jangan menyebarkan spekulasi,” kata Yulita.
Ia menambahkan, keluarga juga berharap masyarakat tidak menambah kesedihan dengan menyebarkan kabar yang belum pasti.
“Apalagi dia sudah dimakamkan, jangan menambah kesedihan keluarganya,” ujarnya.
Riwayat Randika: Pernah Ditangani Dinsos Lubuklinggau
Penelusuran tim lapangan di Lubuklinggau, tempat asal Randika, menemukan bahwa ia memang pernah tinggal di Jalan Letkol Atmo RT 05, Kelurahan Bandung Kiri, Kecamatan Lubuklinggau Barat I.
Namun, rumah keluarganya telah dijual setelah sang ayah meninggal dunia.
Warga setempat mengingat Randika sebagai sosok yang pernah viral pada tahun 2023, ketika ia mendatangi Polres Lubuklinggau dan meminta dirinya ditangkap karena mengaku mencuri sepeda motor.
Namun setelah diselidiki, tidak ada laporan pencurian maupun saksi kehilangan.
Karena tidak ditemukan unsur pidana, polisi kemudian menyerahkan Randika ke Dinas Sosial (Dinsos) Kota Lubuklinggau.
“Dulu tahun 2023 pernah dibawa ke sini oleh Polres Lubuklinggau karena terlantar,” ujar Kepala Dinsos Lubuklinggau, Hasan Andria UY, Jumat (31/10/2025).
Saat ditangani, Randika mengaku ingin pergi ke Jawa untuk mencari keluarganya. Karena tidak memiliki identitas jelas, pihak Dinsos membantu memfasilitasi keberangkatannya.
“Dia minta diteruskan ke Jawa untuk mencari keluarganya. Setelah itu kami tidak tahu lagi kabarnya,” kata Hasan.
Hasan menambahkan, pihaknya baru mengetahui kabar meninggalnya Randika setelah berita tersebut viral di media sosial.
“Kami baru tahu hari ini, karena memang domisilinya tidak jelas,” ujarnya.
Artikel ini telah tayang di Sripoku.com dengan judul Pemuda Asal Sumsel Tewas Kelaparan di Rantau, Ketua RT Benarkan Alamat Keluarga Randi di Palembang dan TribunSumsel.com dengan judul FAKTA Anak Rantau Asal Sumsel Meninggal Diduga karena Kelaparan, Ketua RT di Palembang Buka Suara,
https://www.kompas.com/sumatera-selatan/read/2025/10/31/173000788/tolong-antarkan-ke-sini-surat-terakhir-randika-sebelum