KOMPAS.com - Beragam informasi yang beredar melalui media sosial dapat membuat seseorang menjadi stres.
Hal itu disebabkan, informasi-informasi yang beredar terus berganti dengan cepat, dan terkadang, kita tidak dapat mengontrolnya.
Informasi dan berita yang muncul pun tak selalu berisi tentang hal-hal positif. Beberapa dapat menimbulkan perasaan marah, kesal, dan tidak nyaman, dan lain sebagainya. Jika diteruskan, hal tersebut dapat memicu kelelahan mental hingga stres.
Stres adalah reaksi fisik dan emosional tubuh terhadap adanya peristiwa atau pikiran yang membuat frustrasi, cemas, atau gugup.
Stres dapat terjadi kapan pun dan di mana pun. Adanya stres tentu dapat mengganggu aktivitas dan pekerjaan yang kita lakukan sehari-hari sehingga perlu adanya cara mengatasi stres yang tepat dan cepat untuk dilakukan.
Lantas, bagaimana cara meredakan stres dengan cepat dan efektif?
Teknik pernapasan dalam
Dilansir dari Times of India, Selasa (2/9/2025), ahli saraf dari Amerika Serikat, Dr. Andrew Huberman memanfaatkan ilmu saraf terbaru untuk menawarkan solusi tersebut.
Ia mempelajari ilmu sains yang berakar dari cara mamalia mempersiapkan tidurnya secara alami, dan menggunakannya sebagai penerapan untuk mengatasi stres.
Menurut Huberman, cara tercepat untuk menenangkan diri bukan dengan berbicara kepada diri sendiri seperti "saya akan tenang" atau "saya akan rileks", melainkan dengan mengubah fisiologis tubuh untuk mengurangi respons tubuh dalam melawan atau lari.
Ia menunjukkan pola pernapasan alami yang dilakukan manusia, bahkan anjing, sebelum tertidur yang bernama physiological sigh atau desahan fisiologis. Desahan fisiologis adalah sebuah teknik pernapasan yang digunakan untuk meredakan stres.
Huberman mengatakan, caranya adalah dengan menarik napas dua kali melalui hidung.
"Pertama tarik napas dalam-dalam, lalu segera diikuti dengan tarikan kedua untuk memaksimalkan pengisian paru-paru," kata Huberman.
Setelah menarik napas dua kali, hembuskan napas tersebut dengan panjang dan penuh melalui mulut hingga paru-paru terasa kosong.
Huberman mengatakan bahwa hal tersebut merupakan cara tercepat untuk menenangkan diri.
"Setahu saya, cara tercepat untuk menenangkan diri secara langsung," kata Huberman.
Menurutnya, bahkan hanya dengan 1-3 kali helaan napas fisiologis dapat membantu menurunkan tingkat stres secara signifikan.
Kata penelitian
Dikutip dari Times of India, teknik napas ganda bekerja dengan membuka kantung udara kecil di paru-paru (alveoli) yang sempat mengempis.
Latihan pernapasan ini membantu meningkatkan distribusi oksigen ke seluruh tubuh sekaligus mengurangi penumpukan karbondioksida, yang sering menjadi pemicu utama munculnya sinyal stres.
Sebuah penelitian yang dipimpin oleh tim dari Stanford Medicine, termasuk Andrew Huberman dan Dr. David Spiegel, meneliti praktik “desahan siklik”, yaitu mengulang desahan fisiologis selama lima menit setiap hari selama sebulan.
Hasilnya, dibandingkan dengan metode pernapasan lain, desahan siklik menunjukkan penurunan laju napas saat istirahat yang paling signifikan, sekaligus peningkatan terbesar suasana hati menjadi positif.
Dampaknya langsung pada saraf
Metode pernapasan ganda terbukti dapat langsung memengaruhi sistem saraf otonom. Dalam praktiknya, ia juga tidak mengharuskan seseorang untuk harus fokus.
Latihan tersebut sederhana dan alami karena hanya mengandalkan mekanisme paru-paru, dan bukan dari kemauan keras atau konsentrasi mental.
Selain itu, metode tersebut sudah tervalidasi secara ilmiah melalui studi terkontrol, yang menunjukkan hasil positif pada penurunan kecemasan, peningkatan suasana hati, dan fungsi fisiologis tubuh.
Berikut panduan singkat untuk menerapkan teknik penapasan tersebut.
https://timesofindia.indiatimes.com/life-style/health-fitness/health-news/this-is-the-fastest-way-to-destress-says-american-neuroscientist-andrew-huberman/articleshow/123661255.cms
https://www.kompas.com/tren/read/2025/09/04/120000165/cara-meredakan-stres-dengan-cepat-menurut-ahli-saraf