KOMPAS.com – Di media sosial, beredar video yang menunjukkan seorang ibu yang histeris karena anaknya disebut mengalami step.
Dalam video itu terlihat anak itu coba ditolong dengan memasukkan sendok ke dalam mulutnya.
Benarkah tindakan ini? Apa yang harus dilakukan jika anak mengalami step?
Ketua divisi Infeksi Penyakit Tropik Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM-FKUI, dr Mulya Rahma Karyanti, Sp.A(K), M.Sc, menjelaskan, dalam dunia medis, step dikenal dengan istilah kejang demam.
Kejang demam ini ini bisa sederhana ataupun komplek.
Untuk mencegahnya, kata dokter Rahma, orangtua yang memiliki anak sebaiknya menyediakan obat penurun demam.
Alasannya, demam adalah pencetus kejang. Oleh karena itu, setiap kali anak demam, orangtua harus memberikan penurun panas.
“Setiap punya bayi atau anak, orangtua siapkan obat penurun panas. Yang praktis, murah, terjangkau yaitu paracetamol. Harus punya persediaan,” ujar Rahma saat dihubungi Kompas.com, Selasa (5/10/2021).
Rahma mengungkapkan, setiap anak memiliki batasan suhu yang berbeda-beda.
Ada anak mengalami kejang ketika suhu tubuhnya mencapai 38 derajat celcius, ada yang mengalami suhu hingga 39 derajat celcius tetapi kondisinya baik-baik saja.
Orangtua harus memahami kondisi anaknya.
Untuk mencegah kejang, orangtua harus sering-sering memberikan minum ketika anak mengalami demam.
“Kalau masih bayi sering-sering berikan ASI. Kalau agak besar berikan minuman yang ada nutrisinya, seperti jus, susu, buah. Atau bisa minuman elektrolit supaya tidak dehidrasi,” ujar dia.
Selain itu, orangtua agar memberikan kompres hangat kepada anaknya menggunakan handuk kecil pada bagian badan yang banyak dilalui pembuluh darah besar, seperti lipatan ketiak, atau lipatan pangkal paha.
Jika anak sudah telanjur mengalami kejang, langkah pertama adalah menurunkan panas pada anak, tetapi tidak dengan meminum obat.