Untuk sampai ke medan listrik ambipolar, misi roket NASA Endurance diluncurkan dari pulau Svalbard di Norwegia, hanya beberapa ratus mil dari kutub utara.
Kemudian pada Mei 2022, roket tersebut terbang ke ketinggian sekitar 480 mil dan mengukur perubahan tegangan atmosfer.
“Svalbard adalah satu-satunya tempat peluncuran roket di dunia di mana ia dapat terbang melalui angin kutub dan melakukan pengukuran yang kami perlukan,” kata salah satu penulis studi tersebut, Suzie Imber, seorang fisikawan antariksa dari University of Leicester.
Roket milik NASA itu hanya mengukur perubahan 0,55 volt pada rentang ketinggian 322 mil.
“Setengah volt hampir tidak ada apa-apanya, hanya sekuat baterai jam tangan. Tapi itu adalah jumlah yang tepat untuk menjelaskan angin kutub,” kata Collinson.
Ia mengatakan, memahami atmosfer sangat penting untuk evolusi Bumi dan membantu ilmuwan menemukan planet lain yang dapat dihuni.
Mereka percaya, setiap planet dengan atmosfer cenderung memiliki medan ambipolar.
“Setiap planet yang memiliki atmosfer seharusnya memiliki medan ambipolar,” kata Collinson.
“Sekarang setelah kita akhirnya mengukurnya, kita bisa mulai mempelajari bagaimana medan ini membentuk planet kita dan planet-planet lain dari waktu ke waktu," tambahnya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini