“Mereka berada di atas medan yang cukup bergunung-gunung,” ujar Braithwaite.
Sayap pesawat kemudian menabrak punggung bukit. Setelah itu, pesawat menabrak punggung bukit kedua, badannya terbalik dan jatuh dengan posisi telentang.
Sejak terjadinya dekompresi hingga jatuhnya pesawat, total waktu yang berlalu adalah sekitar 32 menit.
Dalam waktu itulah, beberapa penumpang yang menyadari nasib mereka menyempatkan diri menulis surat perpisahan untuk keluarga tercinta, meninggalkan jejak terakhir sebelum semuanya berakhir tragis.
Baca juga: Kisah China Airlines 611, Pesawat Pecah di Angkasa, Seluruh Penumpang dan Awak Jatuh di Perairan
Para penyelidik menyimpulkan bahwa kecelakaan tersebut disebabkan oleh pekerjaan perbaikan yang salah setelah ekor pesawat menghantam landasan pacu tujuh tahun sebelumnya.
Kerusakan tersebut seharusnya diperbaiki dengan menggunakan satu pelat dan tiga baris paku keling.
Namun para insinyur Boeing menggunakan dua pelat terpisah, satu dengan dua baris paku keling dan satu lagi dengan satu paku keling.
Japan Airlines juga dinyatakan telah gagal mendeteksi kerusakan tersebut hingga akhirnya menyebabkan kecelakaan.
Baca juga: Kisah Malaysia Airlines MH17, Ditembak Rudal Buatan Rusia dan Hancur di Angkasa
Satu keluarga yang terdiri dari Satoshi Ogawa dan Masako Ogawa serta salah satu anak mereka, Chisako Ogawa menjadi korban dalam tragedi Japan Air Lines 123 itu.
Keluarga itu dalam perjalanan pulang ke Osaka setelah berlibur di Tokyo Disneyland. Sedangkan seorang anak lainnya dari pasangan itu, Ryoichi Ogawa tidak ikut berlibur.
Dilansir dari The Asahi Shimbun (13/8/2020), tim penyelamat menemukan kamera dan barang-barang pribadi milik keluarga Ogawa tersebut di puing-puing pesawat.
Tim penyelamat diketahui membutuhkan waktu sekitar satu minggu untuk menemukan ketiganya.
“Saya sangat tegang. Sejujurnya, saya tidak merasakan kesedihan,” kata Ryoichi Ogawa, mengenang hari-hari yang dihabiskan untuk menunggu kabar keluarganya usai insiden.
“Saya tidak ingat banyak menangis,” lanjutnya.
Kamera itu menyimpan foto-foto keluarga Ogawa memotret bagian dalam pesawat sebelum insiden terjadi.
Baca juga: Kisah Saudi Arabian Airlines 763, Tabrakan dengan Kazakhstan Airlines 1907 Saat Berada di Udara