KOMPAS.com - Aurora menjadi salah satu fenomena langit yang paling dinantikan pada tahun 2025.
Seiring dengan puncak siklus matahari ke-25, tahun ini disebut sebagai waktu terbaik untuk menyaksikan cahaya utara dan selatan di berbagai belahan dunia.
Banyak penduduk Bumi yang penasaran dengan aurora. Selain karena warna dan tampilannya yang indah keingintahuan itu juga muncul karena fenomena ini tidak muncul setiap hari melainkan pada waktu tertentu.
Selain itu, aurora juga muncul dalam budaya pop seperti di film yang membuatnya semakin memiliki daya tarik. Bahkan dalam film "Sore: Istri dari Masa Depan", aurora ditampilkan sebagai bagian penting dari alur cerita.
Baca juga: NASA Kali Pertama Rilis Gambar Aurora di Mars, Samakah dengan di Bumi?
Pada bagian awal film, tokoh Jonathan (Dion Wiyoko) berdiri di bawah aurora hijau, sementara Sore (Sheila Dara) terlihat di bawah cahaya merah.
Dalam cerita, perubahan warna aurora menjadi penanda bahwa Sore memasuki siklus waktu untuk kembali ke masa lalu.
Jika ditelusuri dengan fakta ilmiah, perbedaan warna ini ternyata tidak terjadi secara acak. Warna aurora dipengaruhi oleh jenis gas di atmosfer dan ketinggian tempat partikel matahari berinteraksi dengan atmosfer bumi.
Saat aktivitas matahari berada dalam puncaknya, warna-warni aurora pun cenderung lebih bervariasi dan cerah.
Lantas, apa penyebab aurora berbeda-beda warna?
Saat ini tengah terjadi siklus matahari ke-25, yang memasuki fase maksimum (solar maximum). Para ilmuwan memprediksi puncaknya terjadi pada tahun 2025.
Pada fase ini, partikel matahari lebih sering dan lebih kuat menghantam atmosfer bumi, menciptakan aurora dengan warna dan intensitas yang lebih dinamis.
Menurut Canadian Space Agency (CSA), aurora hijau merupakan warna paling umum dan muncul akibat interaksi partikel bermuatan dengan molekul oksigen di ketinggian antara 100 hingga 300 kilometer.
Dilansir dari Space, (20/11/2024), mata manusia juga paling sensitif terhadap spektrum warna hijau, sehingga warna hijau paling umum dijumpai.
Baca juga: Dampak Badai Matahari 2024, Ada Aurora dan Gangguan Sinyal Kecil
Aurora merah jauh lebih jarang terlihat. Warna ini muncul pada ketinggian yang lebih tinggi, antara 300 hingga 400 kilometer, juga karena interaksi dengan oksigen.
Namun, karena konsentrasi oksigen di ketinggian ini sangat rendah, warna merah hanya muncul saat terjadi badai geomagnetik yang kuat.