KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa sejumlah wilayah Indonesia telah memasuki puncak musim kemarau pada Agustus 2025.
Meski demikian, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menjelaskan bahwa puncak musim kemarau tidak akan terjadi secara serentak di seluruh wilayah.
"BMKG memprediksi bahwa puncak musim kemarau secara umum terjadi pada bulan Agustus 2025, meskipun tidak serentak di seluruh wilayah," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (13/8/2025).
Lantas, mana saja wilayah yang mengalami puncak musim kemarau pada Agustus 2025?
Baca juga: Awal Agustus Sudah Hujan, Tanda Musim Kemarau Berakhir? Ini Penjelasan BMKG
Guswanto mengungkapkan, beberapa daerah seperti Jawa dan Papua mengalami puncak kemarau lebih awal, sementara Sulawesi dan Sumatera cenderung lebih lambat.
Adapun, tambah dia, durasi musim kemarau tahun ini juga diperkirakan lebih pendek dari biasanya di sebagian besar wilayah Indonesia.
Berdasarkan prediksi dan laporan BMKG, berikut adalah wilayah-wilayah di Indonesia yang mengalami puncak musim kemarau pada Agustus 2025:
"Curah hujan di wilayah-wilayah di atas diprediksi rendah, sehingga puncak musim kemarau masih berlangsung," jelas Guswanto.
Baca juga: Sampai Kapan Hujan pada Musim Kemarau 2025 Berlangsung? Ini Kata BMKG
Sementara itu, kata Guswanto, wilayah lain di Indonesia umumnya sudah melewati puncak musim kemarau dan sebagian wilayah lainnya memang tidak termasuk dalam kategori Zona Musim (ZOM).
Daerah yang tergolong Non-ZOM berarti wilayah tersebut tidak memiliki perbedaan musim yang jelas antara musim hujan dan musim kemarau.
"Wilayah-wilayah tersebut disebut sebagai Non-ZOM (Non Zona Musim). Artinya, wilayah-wilayah tersebut tidak mengalami pola musim yang teratur seperti wilayah ZOM," jelas Guswanto.
Berikut beberapa daerah yang tergolong Non-ZOM:
Guswanto mengatakan, masyarakat diimbau untuk mewaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah yang mengalami kemarau kering.
Selain itu, tambah BMKG, pengelolaan air perlu dilakukan secara efisien dan para petani disarankan menyesuaikan jadwal tanam dengan kondisi iklim setempat.
Baca juga: Video Viral Mini Tsunami akibat Air Laut di Bali Sempat Surut, Ini Kata BMKG
Di sisi lain, fenomena hujan di musim kemarau masih berlangsung di beberapa daerah.