Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Korban Keracunan MBG di Sragen Jadi 365 Orang, 8 di Antaranya Sempat Rawat Inap

Kompas.com - 14/08/2025, 15:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jumlah korban yang diduga mengalami keracunan massal usai mengonsumsi menu Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Selasa (12/8/2025) meningkat menjadi 365 orang.

Kepala Puskesmas Gemolong, dr. Agus Pranoto Budi mengatakan, 365 korban tersebut terdiri dari siswa, guru, karyawan sekolah, serta anggota keluarga yang turut mengonsumsi MBG.

"Update terakhir ada 365 orang, 8 di antaranya ada yang dirawat inap tapi hari ini sudah ada yang dipulangkan 3," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (14/8/2025).

Ia juga menyampaikan bahwa biaya perawatan bagi korban akan ditanggung oleh BPJS Kesehatan bagi mereka yang terdaftar.

Sementara bagi korban yang tidak memiliki BPJS Kesehatan, maka perawatannya akan ditanggung oleh penyedia MBG.

"Kalau yang punya BPJS ditanggung BPJS, kalau yang nggak punya ditanggung penyedia MBG," kata Agus.

"Kemarin kan kita memang dari sekolah-sekolah ini kan mengarahkan ke Puskesmas atau RSUD. Mungkin yang bayar itu ke swasta," tambahnya.

Baca juga: Ratusan Siswa-Guru di Sragen Diduga Alami Keracunan MBG, Disiapkan Posko 24 Jam


MBG dihentikan sementara

Sementara itu, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan, penyaluran MBG di Sragen, Jawa Tengah, akan dihentikan sementara hingga penyebab keracunan di sejumlah sekolah di Gemolong diketahui.

“Sampai penyebab kejadian diketahui dengan jelas, dan SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) menyampaikan rencana peningkatan layanan yang lebih berkualitas,” ujarnya, dikutip dari Kompas.com, Kamis (14/8/2025).

Ia menjelaskan, penyaluran MBG untuk sementara dihentikan hingga penyebab insiden diketahui.

Langkah ini merupakan bagian dari Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku ketika muncul keluhan terkait MBG.

“Itu SOP kalau ada kejadian, keluhan penerima manfaat untuk memastikan penyebab kejadian,” kata Dadan.

Dadan juga menegaskan bahwa saat ini pihaknya tengah melakukan evaluasi dan perbaikan untuk SPPG atau dapur MBG yang berkaitan dengan peristiwa itu.

Sementara itu, Agus mengatakan bahwa saat ini sampel makanan dan air telah dikirim ke laboratorium di Semarang untuk mengetahui secara pasti penyebab insiden keracunan MBG di Sragen.

"Saat ini sampel makanan dan air telah dikirim ke laboratorium di Semarang untuk memastikan penyebab pasti dari insiden ini," jelasnya.

Baca juga: Soal Kasus Keracunan MBG di Sragen, BGN: Proses Pengiriman dan Penyimpanan Harus Dipangkas

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menkeu Baru: Kata Istana hingga Ucapan Kontroversial
Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menkeu Baru: Kata Istana hingga Ucapan Kontroversial
Tren
Jadwal Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Jadwal Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Daftar Sisa Hari Libur Nasional Tahun 2025, Catat Tanggalnya
Daftar Sisa Hari Libur Nasional Tahun 2025, Catat Tanggalnya
Tren
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
Tren
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
Tren
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Tren
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Tren
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Tren
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Tren
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Tren
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Tren
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau