KOMPAS.com - Seorang warganet mengeluhkan berasnya dipenuhi kutu setelah menyimpannya selama dua minggu.
Informasi itu diunggah oleh akun X @tanyarl*** pada Sabtu (16/8/2025).
Dalam unggahannya, warganet menceritakan bahwa berasnya baru disimpan di wadah selama dua minggu lamanya.
Namun, ia kaget karena beras tersebut sudah dipenuhi kutu. Ia pun menanyakan cara pencegahan agar beras tidak dipenuhi kutu kepada pengguna X lainnya.
"Guys cara misahin beras dari kutu gimana ya? Baru 2 minggu ku taruh bawah udh kek gini, terus pencegahannya biar ga balik lagii?" tulisnya.
Unggahan itu juga dilengkapi dengan foto kondisi beras yang terdapat beberapa kutu.
Hingga Selasa (19/8/2025), twit itu sudah disukai sebanyak 1.000 kali dan ditayangkan lebih dari 162.000 kali oleh pengguna X lainnya.
Baca juga: Ahli Entomologi UGM Bagikan Cara Membasmi Kutu Beras secara Aman
Lalu, bagaimana cara memisahkan beras dari kutu? Dan bagaimana langkah pencegahan agar beras tidak dipenuhi kutu?
Ahli Keamanan Pangan dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Nuri Andarwulan mengatakan, cara mengatasi beras yang sudah banyak kutunya adalah dengan mencuci beras.
"Langkah penanganan yang baik adalah dengan mencuci dan membuang/menghilangkan kutu saat proses pencucian," ujar Nuri saat dihubungi Kompas.com, Selasa (19/8/2025).
Selain itu, Nuri juga menyampaikan, pertumbuhan kutu beras pada beras yang disimpan dapat mengurangi kandungan gizi beras.
Untuk itu, ia membeberkan beberapa cara efektif untuk menghambat pertumbuhan kutu pada beras, yakni:
Baca juga: 9 Cara Mengusir Kutu Beras dengan Cepat, Apa Saja?
"Tidak direkomendasikan mencampur beras yang telah tersimpan dengan beras yang baru dibeli," kata Nuri.
Kemudian, ia menyarankan masyarakat untuk rutin mencuci kotak beras.
Menurut dia, tindakan ini bisa menghilangkan telur kutu atau kutu beras yang tertinggal dalam kotak beras.
Baca juga: Cara Ampuh dan Mudah Mengusir Kutu Beras dengan Bahan Alami
Dikutip dari Kompas.com (28/7/2025), ahli entomologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Sukirno, menjelaskan bahwa kutu beras sering digunakan untuk menyebut beberapa spesies kumbang kecil yang dapat merusak beras.
Menurut Sukirno, masyarakat hendaknya mengenali ciri beras yang sudah terinfeksi kutu, antara lain berubah warna menjadi kekuningan atau abu-abu, berbau apek atau tidak sedap, serta memiliki banyak serbuk.
Beras dengan tanda-tanda kerusakan seperti di atas, menurut Sukirno, sudah tidak lagi aman dikonsumsi karena telah rusak.
"Konsumsi beras tersebut sangat berbahaya dan dapat mematikan karena bisa menimbulkan risiko keracunan aflatoksin (zat racun yang dihasilkan oleh jamur) yang sangat beracun bagi manusia," jelas dia.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di siniArtikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya