Kemudian dilanjutkan dengan pencernaan bahan organik menggunakan hidrogen peroksida pada suhu 60 derajat Celcius selama 24 jam.
Analisis dilanjutkan menggunakan metode spektroskopi untuk mengidentifikasi jenis polimer dan karakteristik partikel dengan kecocokan spektral 70 persen atau lebih.
Bentuk, ukuran, dan jumlah partikel ditentukan melalui pencitraan mikroskop.
Baca juga: Ekstrak Tumbuhan Ini Mampu Menghilangkan Mikroplastik dari Dalam Air
Sebagai pembanding, peneliti juga menganalisis kadar mikroplastik di dalam kopi panas yang dihidangkan menggunakan gelas kertas. Hasilnya, minuman itu mengandung rata-rata 16 mikroplastik per gelas, kertas memiliki rata-rata 22.
Sementara, kopi panas yang disajikan dalam gelas kaca memiliki kadar mikroplastik yang lebih sedikit lagi.
Meski demikian, studi menunjukkan bahwa mesin kopi yang sudah tua juga bisa melepaskan lebih banyak mikroplastik. Hal ini diduga akibat degradasi material.
Es kopi yang dibuat dalam gelas berbahan polietilen tereftalat (PET) memiliki rata-rata 11 mikroplastik per cangkir.
Temuan itu menunjukkan bahwa kopi panas masih mengandung lebih banyak mikroplastik daripada es kopi.
Sementara itu, teh panas dalam gelas kertas memiliki rata-rata 22 mikroplastik per cangkir, lebih tinggi daripada teh dalam gelas kaca, yakni 14 mikroplastik per cangkir.
Meski begitu, kantong teh ternyata juga mengandung mikroplastik yang tinggi, yakni rata-rata 26 mikroplastik per cangkir.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini