KOMPAS.com - Israel mengatakan akan memulai serangan daratnya ke Kota Gaza pada Selasa (2/9/2025).
Hal itu dikonfirmasi oleh Kepala Staf Angkatan Darat Israel, Eyal Zamir yang menyebut operasi itu akan berlangsung lebih intensif dibanding sebelumnya.
Ribuan tentara cadangan Israel mulai melapor untuk bertugas setelah upaya diplomasi untuk mengakhiri perang mengalami kebuntuan.
“Kami akan memperdalam operasi kami,” ujar Zamir di hadapan para prajurit cadangan ketika puluhan ribu tentara kembali dikerahkan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga menyampaikan pernyataan melalui video bahwa mereka sedang berupaya untuk mengalahkan Hamas.
"Kami sedang berupaya mengalahkan Hamas," ujarnya, dikutip dari Al-Jazeera, Selasa (2/9/2025).
Baca juga: Ratusan Pegawai PBB Desak Komisaris Tinggi HAM Akui Perang Gaza sebagai Genosida
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari, mengatakan bahwa Hamas telah menyetujui usulan gencatan senjata. Namun, hingga kini Israel belum memberikan tanggapan.
“Negosiasi dengan para mediator, termasuk Amerika Serikat, telah terhenti. Rencana Israel untuk menduduki Gaza menjadi ancaman bagi semua pihak, termasuk para tawanan Israel,” ujar Al-Ansari.
Israel dalam beberapa hari terakhir juga memperketat pengepungan di Gaza. Bantuan kemanusiaan yang terbatas pun dilarang masuk di sana.
Baca juga: Serangan Israel di Nasser Hospital Gaza Tewaskan Jurnalis, Total 218 Orang
Pada Mei 2025, Israel menerima tawaran gencatan senjata sementara selama 60 hari yang diusulkan oleh Amerika Serikat. Dalam usulan itu, hanya sebagian sandera Israel yang akan dibebaskan.
Namun, Hamas menolak usulan tersebut karena hanya bersifat sementara dan tidak memberikan jaminan penghentian perang secara permanen.
Netanyahu juga menolak tuntutan Hamas untuk menarik pasukan Israel sepenuhnya dari Jalur Gaza.
Baca juga: Kisah 5 Jurnalis yang Tewas akibat Serangan Israel ke Nasser Hospital di Gaza
Serangan militer Israel ke Kota Gaza kembali menelan ratusan korban jiwa.
Dikutip dari Al Jazeera, Selasa (2/9/2025), lebih dari 50 warga Palestina tewas, termasuk diantaranya para pencari bantuan. Sehari sebelumnya, sekitar 105 orang tewas ketika Israel menggempur kawasan padat penduduk, termasuk lingkungan al-Sabra.
Serangan semakin intensif setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut negaranya menghadapi tahap penentuan dalam perang. Mereka mengatakan siap merebut Kota Gaza meski menuai kecaman internasional.