Krisis kemanusiaan juga semakin memburuk. Sedikitnya 13 orang meninggal akibat kelaparan dalam sehari.
Pada hari yang sama, 21 orang, termasuk diantaranya 7 anak tewas akibat serangan drone Israel saat sedang mengantre air di al-Mawasi, Khan Younis.
Serangan lain menghantam rumah keluarga al-Af di Kota Gaza, menewaskan 10 orang, sebagian besar diantaranya adalah perempuan dan anak-anak.
Dua jurnalis, Rasmi Salem dari al-Manara dan Eman al-Zamli, juga tewas. Dengan demikian, jumlah jurnalis yang meninggal sejak 7 Oktober 2023 telah melampaui 270, menjadikan perang di Gaza konflik paling mematikan bagi pekerja media yang pernah tercatat.
Baca juga: Serangan Israel di Nasser Hospital Gaza Tewaskan Jurnalis, Total 218 Orang
Pemerintah Palestina menyambut baik keputusan Belgia yang secara resmi mengakui Negara Palestina pada Selasa (2/9/2025). Mereka meminta negara-negara lain untuk melakukan hal yang sama.
Menurut mereka, pengakuan tersebut sesuai dengan hukum internasional dan resolusi PBB, serta penting untuk menghentikan pembunuhan massal, pengusiran, kelaparan, dan perampasan tanah.
Dalam pernyataan lain, Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan pihak internasional bersikap acuh terhadap kondisi di Gaza. Mereka menyoroti runtuhnya ekonomi wilayah itu dan penyitaan pendapatan pajak Palestina oleh Israel.
Pemerintah Palestina juga mendesak adanya dukungan keuangan untuk meningkatkan ketahanan dan keteguhan warganya.
Baca juga: Menhan Israel Setujui Rencana Caplok Gaza, Panggil 60.000 Pasukan Cadangan
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini