Jika masing-masing mewakili satu keluarga, maka sekitar 8 juta keluarga berada di garis risiko kehilangan mata pencaharian, Dan jika memasukkan pekerja informal lainnya, angka ini bisa mendekati 10-12 juta keluarga.
Robotaxi mungkin dipandang sebagai masa depan transportasi menakjubkan. Namun, bagi Indonesia, potensi disrupsi ini tidak boleh dianggap enteng.
Hilangnya lapangan kerja sopir, konsentrasi pasar di tangan segelintir pemilik platform, hingga meningkatnya ketimpangan sosial adalah ancaman nyata jika adopsi robotaxi berlangsung tanpa mitigasi.
Baca juga: Welcome GPT-5: Penciptanya Malah Bertanya, Apa yang Sudah Kita Lakukan?
Pemerintah perlu bersiap sejak dini. Bila teknologi ini tiba tanpa perlindungan memadai, dampaknya bisa berupa pengangguran besar-besaran di sektor transportasi rakyat.
Agar inovasi membawa manfaat tanpa menghantam wong cilik, berikut langkah-langkah yang mungkin bisa diambil pemerintah dalam menghadapi teknologi serupa Robotaxi.
Pertama, hindari teknologi so-so automation dan fokus pada teknologi yang memberi nilai tambah nyata.
Secara mendasar, teknologi so-so automation sebaiknya dihindari karena lebih banyak menimbulkan mudarat dibanding manfaat nyata.
Alih-alih mendorong otomasi yang hanya menggantikan pekerjaan tanpa meningkatkan produktivitas sosial, fokus kebijakan sebaiknya diarahkan pada, pertama, pengembangan teknologi yang membuka peluang kerja baru, memperluas akses layanan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Kedua, insentif fiskal untuk task-complementing automation, yaitu teknologi yang memperkuat peran manusia.
Misalnya, sistem navigasi cerdas yang membantu sopir menghindari kemacetan, atau dashboard keselamatan yang mendukung pengambilan keputusan.
Ketiga, prioritas pada inovasi yang inklusif dan adaptif, seperti kendaraan semi-otonom yang tetap melibatkan operator manusia, terutama di wilayah dengan infrastruktur terbatas atau kebutuhan sosial khusus.
Bila memang sudah tidak bisa dihindari, barangkali beberapa poin di bawah ini bisa menjadi langkah penting yang harus diadopsi oleh pemerintah:
Singkatnya, Robotaxi kerap dipandang menjadi simbol masa depan transportasi. Lonjakan kekayaan Elon Musk pada Agustus 2025, lebih banyak mencerminkan sentimen pasar ketimbang bukti bahwa teknologi ini sudah mendatangkan uang nyata.
Namun demikian, sungguh sentimen para investor tentang teknologi tersebut demikian dahsyat.
Baca juga: Otak Global Sibernetika Vs Bullshitter Par Excellence
Hal ini mengindikasikan potensi berkembangnya teknologi tersebut yang sangat besar dalam mengubah lanskap industri transportasi global, meski realitas komersialnya masih jauh dari ekspektasi pasar.