KOMPAS.com - Pernahkah Anda merasa mudah tersulut emosi ketika kegerahaan akibat cuaca panas?
Menurut sejumlah studi, suhu yang tinggi berhubungan langsung dengan emosi meledak-ledak yang dapat memicu perilaku buruk.
Bahkan, penelitian oleh Environmental Health Perspectives pada 2024 menemukan, peningkatan suhu sebesar 10 derajat Celcius dapat memperbesar risiko kekerasan sebanyak 9 persen, dikutip dari The Guardian (10/7/2025).
Salah satu eksperimen pada tahun 2020 membuktikan korelasi antara berbagai perilaku agresif dengan cuaca panas.
Baca juga: Minum Kopi Saat Cuaca Panas, Menyegarkan atau Berisiko?
Sebanyak 2.000 partisipan mahasiswa California dan Kenya diminta untuk bermain gim secara acak di ruang yang panas dan sejuk.
Ketika bermain gim terkait pemecahan masalah ekonomi, tidak ada perbedaan mencolok antara mereka yang bermain di ruang panas dan sejuk.
Namun, mahasiswa Kenya di ruang panas kemudian menjadi lebih agresif ketika bermain gim berjudul "The Joy of Destruction".
Dalam gim itu, pemain mendapatkan poin yang dapat ditukar dengan kartu hadiah sungguhan.
Baca juga: 9 Masalah Kesehatan yang Berpotensi Muncul akibat Cuaca Panas
Akan tetapi, poin tersebut juga bisa diambil secara acak oleh komputer atau lawan main secara anonim.
Penelitian menemukan, pemain Kenya di ruang panas berlaku agresif untuk merugikan lawan secara konsisten.
Penulis studi dari University of California, Ian Bolliger mengaku terkejut dengan hasil itu, tetapi memberikan catatan tambahan.
Menurutnya, suhu saja tidak bisa mengubah perilaku seseorang menjadi agresif. Namun, bisa jadi suhu yang panas dapat menambah kemarahan yang telah dimiliki seseorang.
"Mungkin suhu itu sendiri bukan penyebab langsung agresi, tetapi justru merupakan faktor pengganda," terang Bolliger. dikutip dari CNN (5/9/2023).
Baca juga: Warganet Tanyakan Kapan Hujan karena Tersiksa Cuaca Panas, Ini Jawaban BMKG
Studi yang dilakukan pada tahun 2016 juga menemukan bahwa cuaca panas berkorelasi dengan banyaknya pelanggaran yang dilakukan pemain NFL.
Peneliti dari University of Minnesota, Curtis Craig mengatakan, kemungkinan munculnya perilaku agresif adalah karena manusia tidak suka kepanasan.